Saturday, April 25, 2009



adalah sebuah foto amatir, sangat sangat amatir. tp gw seneng bgt sama foto ini. hahahhahaha.

KENAPA???

karena foto ini adalah bagian dari tugas kuliah gw, yang membuat gw sangat sangat stress pada saat itu. gila aja.. gw cuma dikasi waktu 1 hari buat ngumpulin tugasnya.. (karna foto sebelumnya salah, jd cuma dikasih waktu 1 hari buat ngulang. hehehehe).

alasan lain adalah, ketika gw lagi ngambil foto ini, gw sempet ditegor sama polisi2 yang sedang beroperasi di daerah sana. semua uda tw la yaa kalo polisi2 di sana buncitnya bukan main,, ehh maksudnya serem gitu.. (gw sempet curiga, mereka negor gw itu, mungkin karna keberadaan gw mengganggu mereka yang sedang menilang pengendara motor, yang menurut gw sih gag melanggar apa2. hahahahah mungkin cuma perasaan gw aja kali yaa :p )

yang terakhir, kenapa gw suka banget sama foto ini, adalah karena pada saat mengambil foto ini, gw di temani sama pacar gw. hahahahhahaah. bukan so swiit ato apa.. tp yg bikin gw seneng bgt adalah, ketika itu gw merasa jd fotografer handal bgt. hahahahah... secara dy kan gag ngerti fotografi, jadi pas dy melihat gw pada saat itu, ekspresi mukanya yang bengang bengong, nanya-nanya, dan kalo gw boleh GR, dy seperti mengagumi gitu. hahahahahahahah. kan gw jd seneng.. wedee.. biar amatiran.. tp tetep ada yg mengagumii gw cing! hahahahahahaha.



makanya gw jd langsung PD berat deh ngumpulin tugas ini, walaupun motret asal2n (lihat aja hasil fotonya.. apa yang salah disana?? hihihihi), yang penting ada yang kagum, WIBI, walaupun mungkin cuma dy satu-satu nya orang yang bilang kalo gw hebat dan foto gw bagus.

untungnya sih.. itu tugas fotografi terakhir gw, karena gw gag disuruh mengulang lagi. hahahhahahahahahah.

Thursday, April 2, 2009

<<<bayangkan kalo posisi bus transjakarta tersebut lurus melintang ditengah kemacetan seperti ini...



PRIITTT... PRIIITTT... PRIITTTT...!!!


Hidup di kota metropolitan yang penuh polusi a.k.a Jakarta ini, paling males banget yang namanya berurusan sama POLISI, apalagi yang hobinya nyari-nyari kesalahan dan ujung-ujungnya nyari duit. Dan sialnya, gw hampir aja masuk ke kandang macan alias berurusan dengan mereka.

Semua itu berawal dari keisengan gw.
Setiap pagi gw berjalan kaki dari stasiun Sudirman menuju kampus. Nah, pagi ini, gw melihat sesuatu yang cukup menghebohkan (menurut gw). Sebuah bus transjakarta muncul dari arah underpass dukuh atas menuju bundaran HI. Setau gw, di arah tersebut, tidak ada jalur buswaynya, memang gw belom pernah melihat ada busway yang nonggol dari arah sana. Gag hanya itu, bus tersebut dengan pedenya langsung memotong jalan protokol. Maksud hati ingin masuk ke jalur busway, bus tersebut malah menyebabkan kemacetan yang sangat parah, karena ada sebuah kopaja yang menghalangi jalan masuk ke jalurnya. Kemudian, klakson mobil pun mulai menyemarakan suasana macet tersebut. Tiba-tiba naluri keisengan gw muncul.
Dengan sigap gw mengambil HP dari tas dan langsung memasang kuda-kuda untuk memotret. Gw mulai mencari2 angle mana yang pas. Tapi sialnya, disaat gw asik memfokuskan objek tersebut, tiba-tiba
"PRIIIITT... PRIIIIITTT... PRIIITTT...!!!"
Dua orang polisi sedang berdiri ke arah gw sambil bertolak pinggang dan meniupkan pluit mereka. Awalnya gw tidak merasa bunyi nyaring tersebut dihadiahkan untuk gw. Tapi, begitu salah satu polisi mulai berjalan menunjuk-unjuk ke arah gw, gw mulai panik. Tanpa berpikir panjang, gw langsung mengambil langkah seribu meningkalkan TKP. Ternyata, polisi tersebut pun melakukan hal yang sama. Untungnya hal tersebut tidak berlangsung lama dan gw pun terselamatkan.
Entah apa yang dipikirkan oleh polisi tersebut, tapi karena suara pluit mereka gw kehilangan gambar yang sangat bagus. humm...

Wednesday, April 1, 2009


KRL EKONOMI : AC vs non AC

Seperti kita ketahui, setelah dioperasikan beberapa bulan yang lalu oleh PT KAI, sebagian besar pengguna jasa kereta api cenderung memilih KRL ekonomi AC sebagai alat transportasi mereka. Walaupun kocek yang dikeluarkan untuk membeli karcis 3x lebih banyak dari KRL biasa, kereta api ini sering kali menjadi pilihan utama karena walaupun berdesak-desakan di dalam gerbong, penumpang tidak lagi merasa kepanasan dan pengap karena KRL ini dilengkapi fasilitas AC dan kipas angin di setiap gerbongnya.
Namun hal tersebut tidak lantas membuat KRL ekonomi non AC kehilangan penumpang. Mereka yang setia kepada KRL ini, memiliki alasan tersendiri untuk tetap memilih kereta biasa ini untuk mengantarkan mereka ke stasiun tujuan. Salah satunya adalah karena harga karcis yang lebih murah dibanding kereta lainnya. Alasan lain justru datang dari pengadaan AC pada KRL ekonomi. Sebagian orang menilai bahwa adanya AC di kereta tersebut bukan memberikan kenyamanan melainkan membawa penyakit (masuk angin) untuk mereka. Ironisnya lagi, sebagian penumpang memilih untuk menaiki kereta ini karena tidak adanya pemeriksaan karcis di dalam gerbong KRL ekonomi non AC. Mereka juga lebih leluasa untuk berada di atap gerbong KRL ini.