Thursday, August 30, 2012

Makna Kemenangan dari Kegagalan - bagian I


Menunggu bukanlah pekerjaan yang aneh untuk saya beberapa hari terakhir. Sejak memutuskan untuk berhenti sejenak dari rutinitas pekerjaan, sebagian besar waktu saya dihabiskan dengan menunggu.

Menunggu hari esok tiba membawa kabar gembira.

Seperti halnya kabar keberangkatan keluarga menuju kampung halaman mama saya di Cianjur. Ya, liburan lebaran selalu menjadi ajang tali kasih mama dengan sanak saudara yang datang dari berbagai penjuru daerah untuk kembali pulang ke tempat dimana mereka dibesarkan. Namun, bagi seorang PNS yang giat bekerja seperti mama, acara silaturahmi tersebut sering terbentur dengan jadwal libur. Mama tidak selalu berhasil dalam mendapatkan cuti lebaran. Bahkan sering kali mama harus mengabdi pada tempat ia bekerja tepat di hari raya. Tidak perlu prihatin, karena kami sudah terbiasa. Beruntungnya, tahun ini mama bisa mensyukuri hari kemenangan bersama kami di rumah. Sudah lama rasanya saya tidak pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah solat Ied bersama mama. Sungguh suatu kebahagiaan, akhirnya mama bisa 'menang' dari kekejaman jadwal kerjanya. Namun, tidak seperti keluarga lainnya yang bisa bepergian bahkan mudik. Mama memang mendapat libur pada hari itu, tetapi ia harus kembali bekerja keesokan harinya. Jadilah kami sekeluarga menunggu waktu libur mama untuk menikmati keriaan pulang kampung.

"Kapan sih kita mudik?" 

Pertanyaan tersebut tak henti-hentinya saya lontarkan kepada siapa saja yang saya temui di rumah. Saya iri melihat teman-teman saya yang satu per satu pergi meninggalkan ibukota, baik pulang ke kampung halaman atau pergi mencari pengalaman. Sedangkan saya masih harus menggantungkan nasib pada kesibukan mama. Saya sungguh ingin mudik. Lebih tepatnya, berhenti sejenak menghirup campuran udara Bekasi dan Jakarta. Setiap membuka mata di pagi hari, saya bertanya pada Tuhan, "is it today?" 

Pertanyaan yang memiliki banyak arti yang benar-benar bodoh untuk diucapkan. Tapi Tuhan pasti memaklumi ketololan saya yang disebabkan oleh kejenuhan akut yang semakin memperparah hari-hari saya sebagai seorang pengangguran. Mungkin saat itu Tuhan menertawai saya yang dengan muka jelek meratapi rasa bosan. Tak apa, saya ikhlas jika Tuhan bahagia melihat tingkah laku saya yang konyol, melihat situs penerbangan setiap hari guna mencari peluang untuk melarikan diri. Berbagai rencana perjalanan memenuhi otak saya yang mungil ini. Dari mulai kabur ke kota lain, pulau lain, negara lain, hingga benua lain. Bersyukur kala itu saya tidak terpikirkan untuk pergi ke alam lain. Hehehe. 

Saya butuh kabur. Saya butuh tempat baru. Saya butuh suasana baru.

"You need to go somewhere, so will come with fresh ideas and ready to have a new life"

Bisikan yang entah darimana datangnya itu membuat saya berapi-api dalam menghitung biaya perjalanan. Tabungan perjalanan Eropa yang gagal saya gunakan sesungguhnya mampu menutupi seluruh biaya perjalanan rancangan saya kala itu. Tetapi entah mengapa saya tidak melakukan pemesanan tiket ataupun hotel, saya hanya melihat-lihat tanpa membuatnya menjadi nyata. Tak satupun rencana perjalanan yang saya inginkan saat itu, saya wujudkan.

Hingga akhirnya Tuhan mengasihani saya dengan mengabulkan impian sederhana saya, yakni mudik ke kampung halaman.

--

Pagi pertama saya di Cianjur terpaksa saya lewatkan begitu saja karena lelah yang mendera akibat perjalanan Jakarta-Cianjur membuat saya bangun lebih siang. Saya tak punya waktu panjang untuk memanjakan sang lelah lebih lama, karena saya harus menghadiri acara syukuran kelahiran putera ke-sekian dari uwak saya. Salah satu kelemahan saya adalah mengingat silsilah bahkan nama anggota keluarga besar, dari kedua pihak orangtua. Biasanya, saya mengingat seseorang karena sesuatu yang unik melekat padanya. Seperti uwak yang satu ini, dengan mudah saya mengingatnya karena ia memutuskan untuk tinggal di sebuah lokasi yang jauh dari perkotaan. Tepatnya, di tengah persawahan. (Saya ingat uwak tanpa ingat siapa istri dan berapa anaknya, hehe)

Cianjur dikenal sebagai kota penghasil beras, dan uwak Oleh (begitu ia kerap dikenal) tinggal di tengah-tengah hektaran padi yang menghijau. Sangat PAS!

Pertama kali saya ke rumahnya beberapa tahun lalu, saya takjub! Benar-benar terasa bagai bersantai di atas primadani hijau yang membentang luaasss sekali. Jangan bayangkan rumah gubuk berdinding anyaman rotan, karena uwak Oleh berhasil mendirikan istana bagi anak dan istrinya. Bangun rumah yang megah memang terasa kurang pas dengan lingkungan sawah seperti ini, tapi bukan urusan saya. Toh, saya menikmati juga sedikit manfaat dari keberhasilan uwak. 

Tahun ini, rumahnya pun semakin besar. Beberapa bangunan baru menambah banyaknya ruangan di rumah uwak. Bahkan, kolam renang kini tersedia untuk melengkapi kehangatan keluarga. Saya berani bertaruh, kehangatan keluarga uwak pasti melebihi batas normal hingga mampu membuat mereka sanggup berenang dengan suhu minim ala kaki gunung. Hihihi. 

Uwak juga menyediakan sebuah balkon luas sebagai sarana untuk menikmati hamparan hijau dan dinginnya wajah gunung Gede. Subhanallah. Betapa beruntungnya warga sekitar yang bisa menikmati pemandangan luar biasa indah ini setiap hari. Ingin rasanya saja loncat ke pematang sawah. Namun bayangan ular dan lintah yang mungkin saya jumpai mengaburkan keinginan tersebut. Saya pun mengedarkan pandangan ke arah segitiga raksasa yang penuh misteri. Meski begitu, saya yakin gunung Gede memiliki keindahan yang jauh lebih indah yang tidak pernah saya bayangkan. Setidaknya itulah gambaran gunung Gede yang saya dapat dari seorang pendaki gunung senior, Papa saya.

"Kapan berangkatnya?" sebuah suara memecah khayalan.
"Berangkat kemana?" jawab saya.
"Eropa. Katanya teteh mau jalan-jalan ke Eropa. Kapan?"

DAG. Sepersekian detik saya merasa terlempar ke gunung Gede dan mental masuk ke dalam mulut ular yang sedang menganga di tengah sawah. Bukan pertanyaan yang ingin saya dengar karena dipastikan mampu membuat saya menjadi nanar.


"Gak jadi. Gak dapet visa" jawab saya.
"Yah. Baru Anne mau titip oleh-oleh" ucapan polos dari adik sepupu tak sontak membuat kaki saya kembali lemas serta hati yang segera ingin berkemas, meninggalkan kenyataan bahwa saya gagal mewujudkan impian untuk membuka mulut lebar-lebar seraya menangkap udara musim gugur bulan September nanti.

Ya Allah, kuatkan saya.

Doa tersebut malah membawa saya kembali pada rencana perjalanan bersama kedua rekan yang kami untai sejak tahun 2011, yang kandas mendekati bulan keberangkatan. Berbagai masalah membuat kedua rekan saya menunda perjalanan. Berbekal keyakinan, saya mantap melanjutkan mimpi seorang diri. Mimpi untuk menjejakkan kaki di benua Eropa dengan jerih payah, keringat dan air mata serta pengorbanan saya selama satu tahun. Namun rupanya keyakinan saya belum cukup meyakinkan petugas visa di Kedutaan Belanda untuk memberikan ijin masuk alias visa. Dan semuanya menjadi tertunda, untuk periode waktu yang tak tentu.

Saya remuk. Hancur. Lebih hancur lagi ketika saya bercermin dan melihat senyum mengembang di bibir saya. A smile hides a broken soul. Pedih. Sedih. Untuk semua yang telah terjadi selama setahun dalam menghidupi mimpi agar menjadi nyata September nanti. 

Ya Allah, apa yang sedang terjadi? Kenapa?

Saya merasa dipermainkan Tuhan. Pikiran picik itu muncul setiap saya melihat koleksi pakaian musim gugur-dingin yang sudah saya siapkan untuk perjalanan ini. Jika memang harus begini, kenapa Kau biarkan aku larut membangun mimpi? Kenapa tidak Kau hentikan aku saat merajut semua ini? Kenapa tidak dari awal Kau gagalkan rencanaku?

Di tengah amarah, saya malah merasa Tuhan merangkul saya, sangat kuat. Mungkin saat itu Ia sedang men-transfer sedikit kekuatanNya kepada saya. Tangis pun pecah.

Ya Allah, aku ingin memelukmu lebih erat agar aku tidak perlu menjadi kuat untuk menerima kenyataan bahwa ini adalah hasil dari kesalahan yang mungkin pernah ku perbuat.

--

Malam minggu di Cianjur dapat diartikan sebagai ajang dimana galau dan bosan tiba-tiba menjadi sangat kompak. Adik sepupu yang beranjak dewasa sudah memiliki rencana istimewa bersama dia yang tak kalah istimewa. Kakak saya pun telah melarikan diri sejak sore hari. Jadilah saya terkurung di rumah Nenek ditemani buku bacaan favorit.

"Cewek, malem mingguan yuk." Tiba-tiba saya mendengar suara favorit dari arah belakang. Ah sial, ternyata kegalauan saya sudah sangat kronis hingga dapat merubah suara Papa saya menjadi suara dia, seseorang yang sangat saya nantikan kehadirannya. Tanpa ragu, saya mengiyakan ajakan Papa dan membawa dua adik sepupu yang tampak senasib dengan saya, galau.

Kami memutuskan untuk lari dari kegalauan dengan menepi di sebuah kedai makanan yang sedang marak dikalangan muda-mudi Cianjur. Makanan khas yang dijual di kedai ini cukup unik di telinga saya, yaitu Tansu. Kependekan dari ketan susu. Selain itu, kedai ini memiliki beberapa menu kreasi pisang bakar. Namun kreativitas mereka dalam mengolah pisang bakar tersebut terdengar bak remaja labil yang lebay. Salah satu menunya adalah 'pisang bakar blueberry keju susu spesial'. No thanks. Takut kelebayan pisang akan menambah kegalauan saya. Tuh, saya sudah mulai lebay.

"Saya pesan tansu, ya." ucap saya kepada remaja penjual yang cenderung lucu dan unyu.
"Tansunya lagi habis. Ada juga pisang bakar stroberi spesial, pisang bakar blueberry keju susu spesial, blueberry cokelat spesial, dan spesial-spesial lainnya bisa dibaca di kertas menunya, teh"
"Oke, kalo gitu saya pesan blackberry spesial terbaru"
"Kalo itu belinya mah di toko henpon, atuh teh"

Haha. Lucu juga. Tapi kelucuan itu berubah menjadi kejengkelan ketika semua pesanan saya dinyatakan habis. 

"Waduh, kayanya teteh berbaju biru kurang beruntung nih." Ia pun menambah jengkel ketika saya hanya disuguhi pisang bakar cokelat bukan spesial dan segelas air mineral. Kedua sepupu saya pun tertawa sambil menikmati pesanan masing-masing. Kejengkelan masih berlanjut ketika saya mencoba menghabiskan pisang bakar tersebut. Bukan makanan enak untuk disantap di malam minggu yang galau. Tumpukan cokelat yang lebay hampir membuat saya mengeluarkan seluruh isi perut. Segelas air mineral tak mampu menghilangkan rasa mual saya. Sialnya, itu adalah gelas terakhir yang dimiliki kedai itu. Sisanya kopi atau teh, yang tentunya akan memperparah gejolak perut dan tenggorokan saya.

Di malam mingu yang begitu kelabu, saya dengan serpihan hati yang membiru, menundukan kepala sambil menatap sepiring pisang bakar coklat berasa abu-abu, bertanya kepadaNya "Ya Allah, dari visa hingga pisang, tak adakah sedikit keberuntungan untukku? 

Sebulir air mata jatuh tepat mengenai pisang yang tersisa.

--

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpaMU………

“Deekkk… Mandi!” Teriakan Mama merusak suasana melankolis yang disampaikan Rumors lewat lagu butiran debu tersebut. Untuk menghindari teriakan yang lebih dahsyat lagi, sayapun bergegas lari mengambil handuk yang terjemur di balkon atas rumah Nenek.

Perjalanan menuju balkon terasa sedikit berat karena saya harus melewati sebuah sofa empuk yang nyaman untuk ditiduri, meja penuh makanan yang menarik untuk disinggahi, serta tempat mencuci baju becek yang selalu saya hindari. Lebay? Yes. Namun semuanya terbayarkan oleh pemandangan rumah penduduk dari atas yang terlihat layaknya penumpang bus Transjakarta di sore hari, alias berdesak-desakkan, namun luar biasa cantik. Aktivitas penduduk semakin membuat pagi itu terasa begitu hidup. Dilatar belakangi gunung Gede dan dilengkapi dengan sawah dan empang, saya menarik nafas dalam-dalam menikmati segarnya udara Cianjur di pagi hari. Rasanya, setiap hembusannya pagi itu membawa jauh mimpi-mimpi sedih saya dan menggantinya dengan ketenangan batin. Untuk kesekian kalinya, Tuhan memeluk saya dengan erat dan mentransfer kenyamanan lewat jutaan keindahan, seraya mengatakan, “Selamat menikmati”

So sweet…

--


Thursday, August 23, 2012

Try


If I walk would you run
If I stop would you come
If I say you're the one would you believe me
If I ask you to stay would you show me the way
Tell me what to say so you don't leave me

The world is catching up to you
While your running away to chase your dream
It's time for us to make a move cause we are asking one another to change
And maybe I'm not ready

But I'm trying for your love
I can hide up above
I will try for your love
We've been hiding enough

If I sing you a song would you sing along
Or wait till I'm gone, oh how we push and pull
If I give you my heart would you just play the part
Or tell me it's the start of something beautiful

Am I catching up to you
While your running away, to chase your dreams
It's time for us to face the truth cause we are coming to each other to change
And maybe I'm not ready

But I'm trying for your love
I can hide up above
I will try for your love
We've been hiding enough

I will try for your love
I can hide up above


If I walk would you run
If I stop would you come

If I say you're the one would you believe me...





source: Asher Book

Sunday, August 19, 2012

My sweet Eurodream

"Alhamdulillah."
In the beginning of 2011, me and my two best friends created the biggest dream ever. It seemed impossible. Sounded crazy. But we believed that we could make it real. We planned to have Eurotrip on September 1st, 2012.

We planned to travel around Europe within 2 months. When we decided to go, we didn't have enough money to support our trip. You might say that we're crazy. Yes, we were. We were not born in rich family. We couldn't ask our parents for giving us certain amount of money to be spent during our travel. We had nothing but dream.

We dreamt of taking pictures in every country, cities, museums, parks, everywhere we could take. We dreamt every single things about Europe. Here's our route: The Netherlands, Belgium, France, Spain, Portugal, Italy, Switzerland, Austria, Czech Republic and Germany. Really great countries to take pics, aren't they?

We worked hard, we saved our money. It was amazing that Eurotrip has changed three shop-a-holic girls into money-savers.Hiihihi

But, God loves us more than we could ever think. He made my two friends stopped hurting themselves. Yes, being poor and what we called "HEMAT" really made us crazy. They realized that travel within two months is unaffordable trip for us, even we've already saved-up our money for 1.5 years.

In the middle of sadness, I decided to continue my dream, to travel alone. I changed the plan. I contacted my friends in Europe, in order to ask them to accompany me during my trip. I made new itenerary, I set new story.

Again, God showed me his unbelievable love. It was August 6, 2012. I came to the Netherlands Embassy, I brings all documents required. I passed the first gate, and also another gates. Then I was interviewed by the Visa Officer. I was super nervous. That wasn't my first time being interviewed for visa application. But the feeling was uncontrolled. After that, she told me to come back at 3, for getting the decision.

After waiting for 6 hours, I came back to get my visa with one of my bestfriend, another Eurodreamer. Then, voila..... I had my visa rejected! I was sad, deeply sad, crazily sad. I couldn't described what I felt. I was broken.

But I realized one thing. That wasn't my plan. I never planned to get rejection. I never planned to be super disappointed. Never ever. But, who am I to plan everything???

God is the greatest planner. His plans always better than mine. It was his plan so I was invited for a job interview in 2 hours before I got visa rejection. It was his plan for me to get the job in a week after that rejection. It was his plan so I was offered a big amount of money as my monthly salary! It was his plan so I will start working on Sept 3, 2012. It is one of His greatest plan, that I will work for a bilateral organization between Germany-Indonesia. It is His plan that I will have chances to visit Germany even to study there, paid by my office! Wohooo.. Alhamdulillah. 

His plans are unbelievable, magnificent! I saw God on my rejection day!


I never imagine all of this amazing things before. Never, even for a second of my life. My sweet Eurodream  has turned into a great career journey which will lead me to beautiful places in Europe. Nothing I can say but Alhamdulillah ya Robb..











Wednesday, August 8, 2012

a weird feeling called l.o.v.e

What do you feel when you're in love?

That's a question that I'm sure that no one could ever answer OR if someone could explain me the 'love' feeling, I might think that he/she's lying. There's nothing can ever describe what love is.

Mencintai seseorang merupakan keajaiban dan keberuntungan. Tidak semua orang bisa merasakan cinta yang sesungguhnya. We can easily say "I love you" to our spouse, tanpa benar-benar merasakan kehadiran cinta dengan makna yang tepat. Ironisnya, we're too busy to think that is love when we know it's not. It's not love if you can think about it. It's not love, when you think you will feel it, someday somehow.

Saya pernah mencari cinta dan artinya. Tapi tidak pernah menemukannya. Kemudian sebuah perasaan aneh muncul. Hingga kini saya tidak bisa menjabarkan perasaan itu. I don't know what it is. Senang, sedih, takut, kecewa, marah, bahkan lebih dari itu, pada satu objek yang sama. 

Never think about love. Just feel when it comes, and release it when you need to...


Objek cinta juga sungguh ajaib. Dia bisa membuat manusia cerdas melakukan hal terbodoh yang tidak masuk akal sekalipun. Bisa membuat seseorang membeku hanya dengan menatap matanya, menggetarkan seluruh organ tubuh hanya dengan mendengarnya bersuara. Kesedihan hilang seketika meski lewat obrolan ringan. Seluruh panca indera menjadi lebih sensitif, terutama bila gangguan luar mulai tertangkap radar. Memori menjadi lebih tajam, bisa mengingat semua hal secara detail sekalipun terjadi puluhan tahun silam. Kesadaran menurun, sehingga banyak hal terjadi diluar batas kesadaran.

Tetap menikmatinya meski sadar risiko kesedihan yang menghadang. Tetap berada di tempat yang sama meski sadar harus bergerak maju. Tetap menggenggam meski sadar tak bisa memilikinya. Tetap melangkah bersama meski sadar memiliki tujuan yang berbeda.


Dan ketika kesadaran itu mucul, maka perasaan aneh akan hilang.

Hemm.. Saya jadi tertegun membaca tulisan di atas. Ya, memang begitu adanya. 



Tuesday, July 31, 2012

Menuju Hidup Baru :)

Pastinya pemirsa berpikir saya mau melangsungkan sesuatu nan sakral ya? Hahaha.. ciee saya... uhuk-uhuk :p

Sayangnya, belum. Huaaaaa miris. Hehehe. Yang saya maksud adalah kehidupan baru yang merupakan perwujudan dari sebuah cita-cita gadis sederhana yang kurus dan berambut ikal, yakni saya. Ahhh lebay banget penjelasannya. Hehehe. Jadi ceritanya itu saya sedang mempersiapkan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kesiapan moril serta materiil yang amat sangat lebay. Hihihi. Singkatnya, saya mau jalan-jalan! Horeeee...

Saya memang hobi sekali jalan-jalan. Saya sudah sering jalan-jalan juga sih, dari kamar saya jalan ke meja makan, dari kursi tamu jalan ke pagar. Nah, termasuk jalan-jalan kan? Hehehehe. Tapi untuk urusan jalan-jalan yang satu ini, saya sudah mempersiapkannya sejak 1,5 tahun yang lalu (kalo saya gak salah hitung ya, hehe). Tuh kebayang gak betapa spesialnya jalan-jalan kali ini. Suka dan duka pun sudah saya alami dalam persiapan jalan-jalan tersebut. Saya percaya, sebelum melangkahkan kaki di dunia baru, saya memang harus digembleng penguatan mental dulu kan. Saya menyebutnya ujian masuk keriangan dimana bagi mereka yang ingin merasakan keriangan yang luar biasa menyenangkan, harus merasakan dulu kesedihan dan kedukaan. Kalau tidak, gimana bisa tau kalo itu bentuk keriangan atau bukan :p ah saya jadi ngelantur. Hehehe.

Masih ada 1 tes lagi nih, yang saya beri nama ujian akhir kegundahan. Hahaha. Tes tersebut akan berlangsung pada tanggal 6 Agustus 2012 pukul 08.30 di Kedutaan Besar Negara Belanda. UPS! keceplosan. Hehehe. Semoga saya lulus ya. Harus lulus. Insya Allah amin ya Robb...

Doakan saya ya teman-teman :)


Friday, July 27, 2012

Sederhana saja :)

"Keep real, be honest, to your self"
Saya lahir dari keluarga sederhana. Lingkungan saya sederhana. Semua yang saya miliki juga sederhana. Sesuai dengan kepribadian saya yang sederhana.

Tiba-tiba Allah merubah kesederhanaan itu. Harusnya saya tidak ikut berubah. Entah kenapa, saya bandel. Saya lupa untuk sederhana. Malah saya tidak mau sederhana lagi. Saya mau ini. Saya mau itu. Saya harus punya ini. Saya harus punya itu. Saya harus begini. Saya harus begitu. Saya bermimpi ini. Saya bermimpi itu. Ribet deh saya. Banyak mau. Waktu berputar terasa sangat cepat dan saya berlangkah terlalu semangat. Ibarat mobil, saya melaju dengan kecepatan tinggi. Saya mengabaikan rambu-rambu yang ada. Saya mengacuhkan lampu lalu lintas. Padahal waktu itu, saya lihat lampu kuning. Pertanda sebentar lagi saya harus berhenti. Tapi saya tidak perduli. Saya terus berlari. Lari. Dan lari.

Hingga akhirnya Allah menyalakan lampu merah. Saya terpaksa berhenti ditengah kecepatan tinggi. Akibatnya saya menabrak. Semuanya ditabrak. Saya pun hancur. Belum berkeping-keping, sih. Tetapi tetap saja, sakit.

Dalam kesakitan, saya sadar. Belum waktunya saya berada dalam kecepatan itu. Belum saatnya saya tiba di tempat yang saya inginkan. Belum saatnya saya ribet dan banyak mau. Saya masih harus sederhana. Harus selalu sederhana. Tidak melaju cepat. Tidak melangkah terlalu semangat. 

Sederhana. Ya. Sederhana saja. Karena saya memang sederhana :)

Mengejar Scholarship :)

"NGAREP!" merupakan kata pertama yang muncul di otak saya setelah saya mengetik judul tersebut. Betapa tidak, saya merasa kok belagu banget yaa sok ngincer beasiswa. Hahahahaha. 

Entah kenapa, saya begitu bersemangat sekali untuk urusan beasiswa. Saya juga belagu banget, maunya beasiswa di luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, maunya Chevening Scholarship! Hahahahaha. Mantap ya.. makin berasa dong-dong nya deh :p

Apasih Chevening Scholarship itu? (Silahkan mengartikannya sendiri, hehehehe)


Chevening Scholarships are the UK government’s global scholarships programme. Established in 1983, these scholarships support study at UK universities – mostly one-year Masters’ degrees – for students with demonstrable potential to become future leaders, decision-makers and opinion formers. Chevening Scholarships are for talented people who have been identified as potential future leaders across a wide range of fields, including politics, business, the media, civil society, religion, and academia. Chevening Scholarships are currently offered in approximately 110 countries, in most regions of the world. In the current academic year, there are over 700 Chevening scholars at universities across the UK. Chevening Scholarships are mainly funded by the Foreign and Commonwealth Office (FCO), with some contributions from universities and other partners in the UK and overseas, including governmental and private sector bodies.


Tuuhh... keren kaannn!!! Hahaha. 

Sebelumnya saya pernah ditanya oleh teman, "kenapa harus Chevening? Kan susah dapetnya." Yak, memang betul, dilihat dari penjelasan di atas saja sudah terbayang ribuan orang-orang pintar yang berebut beasiswa bergengsi tersebut. Saya juga sadar sih, kapasitas saya sebagai manusia teladan seantero rumah saya (hehehe), yang sepertinya agak-agak muluk yah untuk berharap dapetin beasiswa tersebut. Tapi, saya percaya saya pasti bisa! Cieeeehhhh :p

Keteguhan saya dalam menetapkan hati untuk mengejar Chevening Scholarship hingga ke pelosok dunia didasari oleh keinginan tinggi untuk tinggal di London. Hahahaha. Saya tidak terlahir dari keluarga yang meleluasakan saya untuk hinggap dan menetap di negara lain. Selain kendala biaya, Mama saya juga tidak bisa hidup jauh dari anak-anaknya (alasannya sih begitu). Tapi, darah petualang saya sangat kental menurun dari Papa saya yang juga pernah tinggal seorang diri di negeri antah berantah ketika ia muda. Dan itulah yang menjadi penyemangat serta senjata andalan saya setiap kali mengajukan proposal untuk tinggal di luar negeri, yang berakhir dengan penolakan mentah dari orang tua saya. Hehehe.

Lalu kenapa London?
Dari dulu saya ngefans banget sama Prince William. Hahaha. Saya juga seneng banget sama hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan. Saya juga suka sama bahasa Inggris (tapi kenapa saya gak bisa-bisa yah). Terakhir, karena London ada di Inggris! Hahahaha. Sebenarnya saya tidak tau yah kenapa saya suka banget sama London. Sama seperti ketika saya ditanya alasan saya menyukai pacar saya, ya suka aja. Saya percaya, ketika saya tidak bisa mendeskripsikan suatu perasaan, berarti saya benar-benar sungguh-sungguh terhadap perasaan saya itu. Ceileehh jadi curcol :p

Saya sadar, London merupakan salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Tapi it worth to live! Hahaha. Jika mengandalkan kemampuan finansial saya, ya mungkin saya cuma bisa bertahan sebulan dengan terngesot-ngesot di sana. Hahahaha. Saya juga pernah melamar pekerjaan melalui internet di sebuah hotel di London. Ehhh.. sepertinya belum jodoh. Nahh semoga yah saya jodoh nih dengan beasiswa Chevening ini. AMIN YA ROBBAL ALAMIN. 

Terus saya mau ambil kuliah apa dan dimana?
Setelah saya menelisik universitas-universitas apa saja yang ikut serta dalam program keren ini dan jurusan apa saya yang terdapat di dalamnya, saya dengan bangga memutuskan untuk melanjutkan master degree saya di Westminster University dengan jurusan Communication MA. Kenapa? Karena Westminster University terletak di London. Saya juga sudah mengantongi gelar S.Ikom alias Sarjana Komunikasi dari STIKOM The London School of Public Relations Jakarta (tuhhh dulu saya sekolahnya juga di London! hihihi). Nah, itulah pertimbangan-pertimbangan sederhana saya. Hehehe.

Masih banyak yang harus saya lakukan dalam perjuangan saya ini, terutama memperbaiki bahasa inggris saya yang kacau balau. Bayangkan sodara-sodara, syarat untuk lulus beasiswa ini adalah skor IELTS nya harus 7.0! Mantappppp.....! Nah berapakah skor saya sekarang? Jawabannya 5 bulan lagi yah.. hahahaha.

Doakan saya ya pemirsa di seluruh antero jagat raya dan semestaa.. semoga niat saya ini berakhir baik. Semoga saya tidak putus semangat. Dan semoga saya bisa segera menghirup oksigen di LONDON, kota impian dan kehidupan saya. Aminnnnn ya robbal alamin.. :)

kebanyang ga sih saya lagi nunggu bus.. hahaha

Tuesday, July 24, 2012

Orang Aneh

Apakah kamu memiliki indera ke-6? ke-7? ke-8? ke-100? Wah banyak banget yah.. koleksi yah ehehehe :p

Kalo saya sih tidak punya. (menurut saya). Tepatnya, tidak ingin punya. Namun terpaksa punya. Loh? Kok terpaksa??? Saya juga gak ngerti yah.. ehehehe yang saya tau, saya memang memiliki garis keturunan dari Papa saya untuk menerima anugerah Allah SWT tersebut. Tapi saya anaknya penakut banget, jadi mati-matian saya menolak yang begitu-begituan. Buat saya itu semua aneh, dan saya takut menjadi aneh sehingga akhirnya saya gak punya teman. Maksudnya, tambah aneh dan tambah gak punya teman. Hehehe.

Tapi tak bisa dipungkiri, saya sudah aneh dari kecil dan banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi pada diri saya sejak kecil. Waktu saya demam tinggi, Mama saya bilang ada nenek-nenek yang nemenin saya saat tidur. Sejak kecil, saya sering melihat anggota keluarga lain di rumah saya yang akhirnya saya panggil "kembaran kakak saya". Saya sering melihat dia duduk di kursi piano, duduk di atas tempat tidur saya, turun dari tangga. Loh terus kenapa saya panggil kembaran kakak saya? Ya soalnya waktu itu ketika saya sedang sendirian di rumah, saya mendengar suara batuk kakak saya yang masih berada di kantor. Saya juga melihat kembarannya itu memiliki rambut yang sama seperti kakak saya, hitam, lurus dan panjang. Hayolooohh... hehehehe kakak saya itu 100000x lebih penakut daripada saya. 

Menakutkan yah rumah saya? memang iya, waktu itu teman saya yang sedang menginap, pagi-pagi buta kabur dari rumah saya setelah ia melihat anak kecil lari keluar dari kamar saya. Padahal di rumah, sayalah anak paling kecil. Teman kakak saya juga pernah datang ke rumah dan disambut oleh perempuan yang mengatakan kalo kakak saya belum pulang. Padahal kami sekeluarga sedang berada di luar kota. Tante saya juga sering melihat kembarang kakak saya itu mondar-mandir di lantai atas rumah saya. Bahkan pembantu kami tidak ada yang mau ditinggal di rumah sendirian, dengan berbagai alasan. Hahahaha.

Tapi saya mau bilang apa? Masa saya kabur dari rumah... sedangkan saya tau di luar rumah itu lebih menakutkan yang begitu-begituannya. Hiiii... ngeriiii...! Tapi anehnya, hanya saya dan Papa saya yang menyadari keberadaannya. Papa saya sih bilang kalau di rumah ini gak ada apa-apa. Ya saya ngerti lah, doi gak mau saya parno yang berlebihan. Hahahaha. Tapi ya sudahlah, toh ini kan rumah saya, jadi dilarang mengganggu ya, Kak!

Tapi entah kenapa, hal-hal menakutkan juga terjadi pada saya ketika saya ngekos. Ternyata saya berbagi kamar dengan penghuni lain yang tak terlihat. Hiiiii... kenapa ya saya? Tapi ya kalo saya pikir-pikir, mereka itu tidak mengganggu saya sih. Lebih tepatnya, saya tidak mengerti arti dari keberadaan mereka di daerah kekuasaan saya. Hehehe.

Papa saya selalu menyarankan saya untuk menerima kenyataan bahwa saya memang aneh, dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Saya terus menolak. Padahal sudah banyak tanda-tandanya, seperti saya kakek leluhur saya yang datang berkunjung setiap saya solat. Mimpi-mimpi yang sering menjadi kenyataan. firasat-firasat dan bayangan suatu kejadian yang akhirnya benar-benar terjadi. Semua itu saya hiraukan dan tidak pernah terpikirkan bahwa itu adalah peringatan dari Allah SWT untuk saya.

Saya baru sadar setelah hal besar menimpa saya. Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari keanehan saya ini dengan harapan saya bisa hidup tenang. Dari belajar-belajar itu, saya sekarang bisa tenang melihat kehidupan orang-orang tanpa permisi, bisa memilih untuk menutupi pikiran saya dari perilaku over-protective papa saya (hehehehe) dan saya juga bisa mendengar bisikan pikiran orang lain. Untuk yang terakhir, bahkan saya baru menyadarinya hari ini setelah sahabat saya bilang "Setau gw , lo gak bisa baca pikiran orang deh."

Wah! saya mengalami kemajuan pesat.... horeeeeee. Tapi kenapa hidup saya makin gak tenang yah? Saya sedih banget mengetahui ternyata di dunia ini saya belum menemukan ketulusan dari orang lain selain orang tua dan kakak saya. Tapi alhamdullillah, saya jadi makin sayang kepada Papa, Mama dan Teteh. Saya juga mengerti bahwa satu-satunya kebaikan yang Haqiqi adalah dari Allah SWT. Yah.. yaudahlahya..

Dan saya pun mengerti kenapa Papa saya tidak memiliki teman. Ya, dulu saya sering mengejek Papa yang terkesan anti-sosial itu, hihihihi. Teman-temannya adalah saudara kandungnya sendiri ditambah guru spiritualnya. Dulu saya juga marah dan menganggap Papa sok tau akan kehidupan saya. Papa juga sering mengingatkan untuk tidak terlalu dekat dengan beberapa orang, tidak melakukan ini dan itu, tidak bicara ini dan itu, dan semuanya tidak saya dengarkan. Akibatnya, saya harus menahan tangis ketika apa yang Papa bilang benar-benar terjadi.

Saya baru sadar, betapa sedihnya jadi Papa kala itu. Upaya untuk melindungi malah ditolak mentah-mentah bahkan dibantah oleh puteri kandungnya sendiri. Papa juga sering di cap "dukun" dan label-label negatif dari orang lain yang mengetahui kemampuannya itu. Papa juga sering mendapat penolakan-penolakan dari orang lain, dan dianggap aneh, bahkan gila. Kalo sudah begitu, Papa selalu mengeluarkan senjata andalannya, "Yaudah, yang penting saya sudah ingatkan ya..". Mungkin Papa juga tersiksa, terlebih ketika mengetahui Ibu kandungnya akan segera menghadap Allah SWT. Kasihan Papa... ah.. tapi Papa happy-happy aja tuh. Dia malah senang banget bisa membantu orang lain. Papa selalu bilang bahwa lebih banyak manfaatnya dan membantu orang lain itu memiliki kebahagiaan tersendiri.

Dan ternyata memang benar. Saya benar. Bahwa orang-orang seperti Papa sulit mendapatkan teman. Saya pun sedang mengalaminya. Huhuhuhu. Sedihnya. Tapi apapun yang terjadi, saya harus bersyukur dan berusaha agar keanehan saya ini memberikan manfaat bagi orang-orang di sekeliling saya, terutama untuk saya dan keluarga saya. Aminn...

Loh kok lampunya mati sendiri??????????? tidaaaaaakkkkkkkkkkk!!!

(very) Long Distance Relationship :)

"Gw suka sama lo, mau pacaran sama gw gak?"

"Mau.. tapi lo jauh....."


Sering sekali saya ditanya mengenai hubungan penuh kesabaran ini. Long Distance Relationship yang disingkat LDR, adalah hubungan istimewa berlandaskan kekuatan iman dan ketakwaan serta kepercayaan akan keajaiban untuk bersatu selama-lamanya di atas nama cinta dan kebahagiaan. Hahaha keren ga tuh kelebayan saya :p


Tuh, baru mendefinisikan saja saya sudah merinding. Tidak pernah terbayangkan oleh saya suatu hubungan nyata yang terbangun pada komunikasi lewat dunia maya tersebut. Mungkin itulah yang membuat saya gagal dalam membina tali kasih dengan lawan jenis yang berada ribual mill di belahan dunia sana.



Saya pernah mencoba pendekatan jarak jauh selama 9 bulan dengan teman yang sebenarnya sudah lama saya kenal selagi ia masih berada di Indonesia. Dia merupakan pria idaman saya. Selama 9 bulan itu, dia meyakinkan saya bahwa dia tidak seperti apa yang saya pikirkan tentang pria-pria yang hidup di negara barat. Dan memang benar, selama itu dia tidak menunjukkan perilaku-perilaku yang membuat saya ingin mengirim bom atom ke rumahnya. Ehehehe.



Namun ternyata, semua itu belum cukup menguatkan saya untuk setuju menjalani hubungan serius berbeda benua. Dan setelah saya telaah, permasalahan sesungguhnya memang terletak pada diri saya. Ketakutan-ketakutan yang bergemuruh di kepala saya akhirnya membuat saya kehilangan pria idaman saya tersebut.



Sebenarnya, kenapa ya saya tidak bisa LDR? Berikut alasan-alasan konyol tapi sungguhan yang saya rangkai dari memori-memori masa lalu (cieeehh...)


  1. Saya tidak romantis, namun sangat kritis. Yaa.. Bahasa inggrisnya itu curigation. Hehehe. Bayangkan jika saya hidup dalam LDR, mungkin saya sudah botak karena otak saya mendidih akibat kecurigaan yang berlebihan terhadap pasangan saya. Hahaha.
  2. Saya menyukai kontak fisik. (Eits, jangan bepikir macam-macam dulu, ehehehe) Saya senang memegang rambut pasangan saya, bergandengan tangan, memeluk, mencubit dan menuangkan segala kejailan saya. Ehehehe. Nah kalo saya LDR, ga mungkin kan saya cubit2 monitor laptop??
  3. Saya percaya bahwa cinta butuh pengorbanan. Tapi kalo harus begadang demi ngobrol bersama sang kekasih setiap hari? Kesehatan saya pun terbengkalai. Saya juga hrs siap-siap mendengarkan nyanyian surgawi mama saya akibat tagihan internet yang membludak akibat kisah cinta saya.
  4. Saya tidak cukup kaya untuk menelepon pacar saya yang berada di ujung dunia sana, kapanpun dan dimanapun saya mau. Saya juga tidak mau menjadi benalu yang mengandalkan pacar untuk menelepon saya.
  5. Alasan terakhir ini bisa jadi merupakan senjata mutakhir, yakni TAKUT. Saya takut kalau setelah saya mati-matian mempertahankan LDR ini, ternyata saya dikhianati. Pasti sakitnya ribuan kali lipat. Saya takut kalau saya menjadi sangat ingin mengunjungi atau bahkan tinggal dekat dengan pacar saya di negara antah berantah itu. Huhuhuhu saya kan ga punya uang banyak. Saya juga takut dengan godaan-godaan yang menjadi-jadi dari lingkungan sekitar saya. Dan terakhir, saya takut menjadi korban perjodohan orang tua. Hal ini mungkin saja terjadi, di saat orang tua saya sangat prihatin melihat saya yang berpacaran dengan laptop. Ehehehehe.

Masuk akal kan alasan-alasan saya? Ehehehehe..


Meski saya memilih untuk tidak menikmati LDR, saya sangat salut dan mendukung pejuang-pejuang cinta yang bisa bertahan bertahun-tahun hidup dalam hubungan jarak jauh tersebut.



Coba itu laptopnya di cium dulu.. Hihihihihi :p

Monday, July 23, 2012

Happiness :D

Akhir-akhir ini saya memperhatikan foto ввм salah satu teman saya. Sepertinya dia sedang hobi meng-edit foto, namun sayang bukan selera saya sih editannya. Maaf bicara, alay gitu deh. Hehehehe.


Awalnya esmoseh juga sih, secara dia ganti-ganti foto terus kan ya.. dengan editan2 yg ga banget itu kan ya.. ckckck. Dan ternyata, hobinya itu merambah ke media sosial lainnya! Twitter juga menjadi korban ke-tidak-oke-an foto editannya! Ahh sabar ya Twitty.. kamu tidak sendirian kok *pelukin timeline*


Saya sampai capek loh, mengelus dada setiap lihat foto-fotonya. Ya.. Sebenernya salah saya juga, ngapain dilihat, toh dia juga ga maksa. Hehehee memang hobi kepo saya ini awal dari semuanya :p harap maklum sodara-sodara.


Tp saya merasa kekepoan saya pada foto profil twitter teman saya ini, merupakan jalan dari Allah SWT untuk menyadarkan saya akan suatu hal yang sering terlupakan, yaitu inti dari kebahagiaan. *wedeeew berat yah*


Foto profilnya bersama sang suami, sungguh menampar batin saya. Betapa tidak, dia menggabungkan 4 foto bersama suami dan memberi label "best memories". Untuk editan sih, yah masih setipe lah ya... Tapi bukan itu yang membuat gempar jiwa raga saya pagi-pagi..


melainkan, saya tersadar betapa dia bahagia bersama suaminya dan betapa dia bahagia meng-edit foto-fotonya. Apapun yang orang lain katakan, dia tetap bahagia dengan semua itu. Kalau sudah begitu, who are you to judge her? *jegggggerrrrr*


Inti dari hidup itu kan untuk berbahagia kan ya, (menurut saya sih :p ) ketika kita berbahagia dgn hidup kita, any external distractions could never ever bring us down! Iya dong, wong kita udh happy, sebodo teuing deh orang mau bilang apa..



Nah, saya jadi tersadar, betapa dodolnya saya mengomentari hobi baru temen saya itu. Malah saya salut, dia bisa terlihat seneng banget dengan melakukan hal simple seperti itu (meski tetap bukan selera saya sih, hehehee), disaat banyak orang diluar sana yang mati-matian mengejar kebahagiaan. Kita kan gak akan pernah tau detail kehidupan seseorang. Jadi ada baiknya jika kita tidak mengkomentari perbuatan seseorang, meski terlihat sangat simple or sangat tidak banget, bisa jadi hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi orang tersebut. We never know :)


Ehmm tapi boleh ga ya, edit fotonya yang agak sedikit modern? Ehehehehehehe :p

Saturday, July 21, 2012

Marhaban ya Ramadhan!


Tak terasa sudah bulan Ramadhan lagi... Alhamdulillah.. Subhanallah.. Terima kasih ya Allah..

Saya sudah sangat menantikan bulan Ramadhan ini, ya iyalah saya kan anaknya religius banget gitu loh! hahahaha :p

Kenapa? Karena datangnya bulan Ramadhan itu pertanda bahwa bulan Syawal akan segera tiba, alias LEBARAN cyiinn! Lalu?? Lebaran itu kan identik dengan....... apa hayoo..... yak! benar sekali sodara-sodara, Tunjangan Hari Raya!!! Horeeeeeeee....! Syubidubidu papap.....! Lalalalalalalala...! Senangnya hati ini.... dalam hitungan hari saya akan dapet THR dari kantorr..! *joget-joget ditengah hujan*

Eh, sebentar...... APA? KANTOR???

SAYA KAN PENGANGGURAN! HUAAAAAA......

Hancur hancur hatiku... Hancur hancur lebur... *kali ini jogetnya ditengah hujan badai* *Duaarrrrrr*

Yaudalayah, inilah risiko yang harus saya terima, anak gadis yang jagoan banget memutuskan keluar dari kantor pada detik-detik menjelang puasa! huhuhu

Baiklah lupakan masalah THR, toh rejeki ga akan kemana, rejeki kan Allah yang atur, rejeki itu kan....... insya Allah amin... (mencoba menguatkan diri dan keimanan serta ketakwaan.. halaahh) Lagian juga, baru hari pertama puasa cyiinnnnnnn...

Oya, bagaimana dengan kabar puasa pertama saya?

Alhamdulillah, dari mulai sahur hingga berbuka puasa, saya tidak mengalami kendala yang berarti. Yaiyalah, hari ini saya merasakan puasa hanya 6 Jam saja. Hal ini dikarenakan oleh naluri ke-beruangan kutub saya memuncah setelah sahur pagi tadi. Jadilah saya bangun jam 12 siang. Hahahaha. Yang dramatis religius adalah saya dibangunkan oleh suara adzan Dzuhur! Parampaamm.. keren ga tuh *pasang sunglasses* (fakta: rumah saya sangat sangat dekat dengan Musholla, jadi bagaimana menurut anda? hahaha)

Setelah itu saya pergi menemani kekasih hati melihat-lihat calon rumah(nya) hihihihi. Itupun alhamdulillah saya tidak begitu merasakan beratnya puasa, meski saya harus menempuh perjalanan panjang ditengah kemacetan ibukota, berjalan mengelilingi pusat perbelanjaan sambil cuci mata. Untungnya dompet saya tidak ikut tercuci hari ini. Hahahahahaha.

Dan akhirnya, berhasil lah saya bertahan hidup sampai adzan Magrib berkumandang! Alhamdulillah... Horee horeee..! Buka puasa dengan yang manis dan si manis (kata pacar saya, hihihi ge-er ah). Setelah kenyang menyantap hidangan buka puasa buatan Papa Mama saya, solat Magrib, saya pun bergegas menuju Musholla untuk solat Tarawih. Malam ini merupakan kali kedua saya solat Tarawih di bulan nan suci ini. Alhamdulillah.. saya memang sudah bertekad bulat sebulat bakso bulat untuk meningkatkan kerajinan beribadah. *tsaaahh gaya banget*

Entah mengapa, Imam solat Tarawih malam ini sangat-sangat mengerti yah niat mulia saya ini. Sepanjang ritual solat, bacaannya semuanya puanjaaaangggg kali lebarrrrrrrrrr kali tinggiiiiiiiiiiii alias luamaaaaaaaa buangggeetttttt! Saya salut sekali, bisa-bisanya si Imam menghafal surat-surat panjang itu dan melafalkan dengan sangat baik! W-O-W! Saya jadi curiga, khusyuk gak ya solat saya tadi? hahaha. Insya Allah.

Kesimpulannya, ibadah pertama di bulan suci ini berlangsung dengan baik. Bagaimana hari-hari selanjutnya? kyaaaaaaa saya jadi deg-deg-an!

Thursday, July 19, 2012

Different Flower from The Same Garden



Having a sister is like having a best friend you can't get rid of. You know whatever you do, they'll still be there. ~Amy Li







Saya bukan tipikal adik yang unyu, apalagi pacar yang unyu dan romatis (eh curcol cyinn...) haha. Mungkin itu ya yang membuat hubungan persaudaraan saya dengan kakak saya tidak seperti teman-teman saya yang sangat akrab, dekat bahkan romantis sekali dengan saudara kandungnya.

Saya pun tidak ingat masa kecil saya. I wonder how can I easily loss my memory, yah. Yang saya ingat hubungan saya dan kakak saya itu sangat buruk. Kata orang, saya galak banget! (ah pasti mereka lebay dan sotoy... hihihihi) Dan kakak saya merupakan salah satu dari sekian banyak korban keganasan saya di masa kecil.. (masih katanya, tp kok makin parah ya? haduhh)

Oleh karena hubungan yang tidak begitu baik, saya cenderung mencari sosok kakak di luar sana. Sok asik banget saya menganggap orang lain mau jadi kakak-kakak-an saya. Hihihi. Tapi banyak juga loh yang mau, apa mungkin mereka khilaf dan galau tingkat akut yah. Hahaha.

Tapi lama kelamaan, mereka pun pergi entah kemana. Mungkin juga saya yang pergi dari mereka karena menyadari kehampaan dari hubungan kakak-kakak-an itu. Seperti tidak real gitu loh. Yaiyalah namanya juga kakak-kakak-an. What did I expect?

Saya memutuskan untuk memendam kebutuhan biologis (loh?) saya sebagai seorang anak bungsu. Sampai akhirnya saya menemukan the real sisterhood ever!

Saya sedang terlibat masalah yang sangat besar yang melibatkan seluruh jiwa raga jasmani dan rohani serta mental (kira-kira lebaynya seperti ini lah.. hehe). Ketika itu saya merasa dunia menjadi sangat kejam, semua orang menjadi sangat salah dan saya sangat bersalah kepada semua orang. Mati enggan, hidup tak mau. Nahlo gimana tuh..

Tiba-tiba di tengah keputusasaan saya akibat memendam permasalahan sendiri, muncullah ide untuk mencurahkan isi hati saya kepada kakak saya (kali ini kakak sungguhan :p). Saya pasrah atas apa yang akan kakak saya lakukan terhadap saya, karena pada saat itu kakak saya juga menjadi korban atas kesalahan yang telah saya perbuat. Tapi entah ada keajaiban alam dunia keberapa yang hinggap di kepala kakak saya waktu itu (tiba-tiba saya berimajinasi kakak saya berubah menjadi stupa borobudur.. hahahaha)......

......kakak saya tidak marah!!! ALHAMDULILLAH!!! Terima kasih ya Allah. Yang lebih menakjubkan lagi, kakak saya malah mensupport saya untuk menyelesaikan masalah dengan penuh ketenangan. Sungguh tidak pernah saya bayangkan bahwa orang yang selama ini saya jajah, adalah satu-satunya orang yang memberikan support yang luar biasa kepada saya di masa terberat dalam hidup saya. SUBHANALLAH.

Mungkin kalau pada saat itu saya bercerita kepada orang lain, saya sudah tak berbentuk manusia lagi sekarang (hiiiii.... ngeri yah).

Alhamdulillah, betapa saya harus sangat-sangat bersyukur memiliki saudara kandung seperti kakak saya ini. Saya menyesal telah memperlakukan kakak saya sangat-sangat buruk di masa lalu. Padahal di tengah situasi buruk yang saya alami, kakak saya menjadi orang pertama yang mengangkat saya kembali ke peradaban.

Meski kini saya memiliki sahabat-sahabat yang real, saya yakin bahwa sahabat terbaik adalah orang yang paling mengesalkan, menyebalkan dan menyayangi saya sepenuh hati dan jiwa raga serta rohani dan jasmani. Kakak saya :)

First thing in the morning


Dulu, setiap pagi saat bangun tidur, saya berkata kepada Allah, "Harus banget ya aku bangun? please jangan bangunkan aku ya Allah...."

Namun, seiring berjalannya waktu serta pertambahan usia (uhuk.. uhuk..)saya berpikir, betapa dodolnya saya selama ini. Bayangkan, jika saja Allah berbaik hati mengabulkan permintaan saya itu, mungkin saya tidak bisa menulis dan sudah tidur sendirian dikelilingi tanah! Naudzubillahimindzalik... ampuni aku ya Allah.. huhuhu

Maka bersyukurlah :)

Berapa banyak orang-orang yang bersyukur ketika membuka matanya di pagi hari? (mudah-mudahan saya salah satunya, aminn) Berapa banyak orang yang bersyukur ketika mengangkat badannya turun dari tempat tidur? Berapa banyak orang yang bersyukur ketika melangkahkan kakinya keluar dari kamar? Berapa banyak orang yang bersyukur bahkan ketika menyadari bahwa ia masih bisa tidur nyenyak diatas kasurnya??

Waahhh saya jadi merinding sendiri... Untuk urusan tidur saja kita sudah memiliki ribuan kewajiban bersyukur. Alhamdulillah..

Tak bisa dipungkiri, kejamnya kehidupan di Ibu Kota ini membuat kita seringkali lupa bersyukur. Banyak orang (mungkin termasuk saya, tapi saya ingin berubah :p) yang merasa apa yang terjadi pada dirinya adalah hasil jerih payahnya sendiri. We deserve what we have! Kita juga dengan bangga dan sombongnya beranggapan bahwa Tuhan harus memberikan kita ini dan itu karena kita sudah melakukan ini dan itu. Bahkan ketika berdoa, kita sering mengatakan "Tuhan kabulkanlah permohonanku, aku sudah menderita, dsb." Loh kok maksa-maksa Tuhan? Lalu kita kesal jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Seringkali kita menyalahkan Tuhan karena Tuhan tidak mengabulkan doa-doa kita.

darisanalah kita mulai melupakan Tuhan...........

Kita lupa bahwa apa yang terjadi pada kita detik ini merupakan anugerah Tuhan. Kita lupa bahwa Tuhan menuntun kita hingga kita bisa mencapai posisi seperti sekarang ini. Tuhan tidak pernah berbohong apalagi ingkar janji. Tuhan selalu mengabulkan doa-doa kita. Tuhan juga berada disetiap langkah kita dan menemani kita belajar....

......untuk menentukan pilihan hidup kita. Tuhan memberikan kita pilihan paket kehidupan, baik dan buruk. Tuhan menguatkan kita untuk menentukannya sendiri. Permasalahannya adalah seringkali kita melihat paket yang buruk sebagai sesuatu yang baik untuk kita, begitupun sebaliknya. Ketika kita sudah menentukan paket mana yang kita pilih, maka Tuhan memberikannya. Seperti contoh, ketika kita memilih untuk menjadi sombong dan angkuh, maka Tuhan memberikan semua paket kesombongan dan keangkuhan, keuntungan serta kerugiannya. Lengkap! Tuh.. betapa baiknya Tuhan kepada kita.. Alhamdulillah..

Saya sering mendengar kalimat, "Becareful of what you wish for..." dan saya setuju. Bear in our mind, Tuhan itu maha baik, sungguh baik, luar biasa baik. Jadi mulai sekarang, kita pun harus menjadi pribadi yang baik (dari dulu kaleeeee harusnya) berbuat dan berbicara baik. Klise yah, tapi saya sudah melihat kebaikan Tuhan yang luar biasa ini. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri (tsaahh) dimana Tuhan memberikan paket kesombongan dan keangkuhan pada seseorang. Hiii... saya ngeri sekali melihat episode kerugiannya. Naudzubillahimindzalik.

Oleh karena itu saya bertekad bulat (widiiihhh...) untuk berada dijalan kebaikan menurut Tuhan. Sebagai manusia biasa yang seringkali labil dan galau, saya tidak tahu mana yang sesungguhnya baik dan mana yang terlihat baik. Saya meletakkan semua kehidupan saya kepada Allah SWT dan percaya bahwa satu tarikan nafas yang saya buat setiap detiknya, merupakan petunjuk dari Allah SWT.

Gak akan lagi deh saya berdoa yang buruk-buruk ketika bangun tidur.. hihihihi :p


Wednesday, July 18, 2012

I'm back, people! ;)


Voala... been a looong time since my last posting. Now, I'm back!!! *tsaahhh.. berasa selebritas hihihi

Inspirasi untuk kembali menulis ini saya dapatkan dari pekerjaan saya saat ini yakni PENGANGGURAN ;p Hasrat untuk tetap eksis diperadaban sangat tinggi (ceilee) dan sepertinya memang saya bukan speasialis nganggur yah.. belum seminggu aja undah frustasi. hahahaha.

Sebelum memutuskan untuk menghiasi blog ini dengan tulisan, saya sempat membaca blog seorang dokter yang ternyata istri dari dokter yang saya kagumi. HANYA KAGUM LOH. hahaha. Entah mengapa membaca blog dokter tersebut menggugah naluri menulis saya. Tapi saya bingung juga, mau nulis apa dan dimana?? *dweeeeng*

Selain itu, saya juga merasa akhir-akhir ini semakin sulit menemukan orang yang bersedia mendengarkan ocehan saya (yang tidak begitu penting) secara tulus ikhlas lahir dan batin. Huff.

Kesepian mendera, duka lara serta nestapa, dan akhirnya.... TLING!!! saya ingat blog ini! HAHA *pakai kacamata dan melambai-lambaikan tangan bak puteri raja*

Tapi ternyata.... alamak! Saya shock berat melihat blog saya sendiri. Betapa tidak, blog yang dibuat dengan tujuan nilai akademik ini sungguh tidak layak tayang. Dengan malu saya nyatakan blog ini "ALAY". Ya Allah.. ampuni saya..

Entah apa yang merasuki diri saya sewaktu memberi nama blog ini. "INI BLOG NYA DEBBY". Yaiyalah ini blog saya, then WHAT? Haduhh

Untuk isi tulisannya, ya lumayan deh karena memang pembuatan blog ini didasari dengan keinginan untuk mencapai nilai sempurna semasa kuliah alias tugas kampus. Tapi yang tak termaafkan adalah, cara penulisan saya yang... ampunnnn Allah... kok bisa-bisanya saya seperti itu? huhuhu

Foto saya juga sangat mengganggu. Saya lupa, apakah pada masa itu sedang tren berpose memelet-melet dan menyipitkan mata. Tapi yang jelas, di masa kini, foto seperti itu sudah harus dimuseumkan. Ahhhh.... yasudahlah.. saya yakin saya tidak sendirian.. hihihihi

Belum apa-apa saya sudah menemukan manfaat menulis di blog. Saya bisa merekam kehidupan sehari-hari dan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di masa depan. Wahh.. sungguh hebat yah (agak lebay sedikit lah.. hihihi)

Past is past, let's create a wonderful future! Saya jadi semakin bersemangat! Bismillah :)