Having a sister is like having a best friend you can't get rid of. You know whatever you do, they'll still be there. ~Amy Li
Saya bukan tipikal adik yang unyu, apalagi pacar yang unyu dan romatis (eh curcol cyinn...) haha. Mungkin itu ya yang membuat hubungan persaudaraan saya dengan kakak saya tidak seperti teman-teman saya yang sangat akrab, dekat bahkan romantis sekali dengan saudara kandungnya.
Saya pun tidak ingat masa kecil saya. I wonder how can I easily loss my memory, yah. Yang saya ingat hubungan saya dan kakak saya itu sangat buruk. Kata orang, saya galak banget! (ah pasti mereka lebay dan sotoy... hihihihi) Dan kakak saya merupakan salah satu dari sekian banyak korban keganasan saya di masa kecil.. (masih katanya, tp kok makin parah ya? haduhh)
Oleh karena hubungan yang tidak begitu baik, saya cenderung mencari sosok kakak di luar sana. Sok asik banget saya menganggap orang lain mau jadi kakak-kakak-an saya. Hihihi. Tapi banyak juga loh yang mau, apa mungkin mereka khilaf dan galau tingkat akut yah. Hahaha.
Tapi lama kelamaan, mereka pun pergi entah kemana. Mungkin juga saya yang pergi dari mereka karena menyadari kehampaan dari hubungan kakak-kakak-an itu. Seperti tidak real gitu loh. Yaiyalah namanya juga kakak-kakak-an. What did I expect?
Saya memutuskan untuk memendam kebutuhan biologis (loh?) saya sebagai seorang anak bungsu. Sampai akhirnya saya menemukan the real sisterhood ever!
Saya sedang terlibat masalah yang sangat besar yang melibatkan seluruh jiwa raga jasmani dan rohani serta mental (kira-kira lebaynya seperti ini lah.. hehe). Ketika itu saya merasa dunia menjadi sangat kejam, semua orang menjadi sangat salah dan saya sangat bersalah kepada semua orang. Mati enggan, hidup tak mau. Nahlo gimana tuh..
Tiba-tiba di tengah keputusasaan saya akibat memendam permasalahan sendiri, muncullah ide untuk mencurahkan isi hati saya kepada kakak saya (kali ini kakak sungguhan :p). Saya pasrah atas apa yang akan kakak saya lakukan terhadap saya, karena pada saat itu kakak saya juga menjadi korban atas kesalahan yang telah saya perbuat. Tapi entah ada keajaiban alam dunia keberapa yang hinggap di kepala kakak saya waktu itu (tiba-tiba saya berimajinasi kakak saya berubah menjadi stupa borobudur.. hahahaha)......
......kakak saya tidak marah!!! ALHAMDULILLAH!!! Terima kasih ya Allah. Yang lebih menakjubkan lagi, kakak saya malah mensupport saya untuk menyelesaikan masalah dengan penuh ketenangan. Sungguh tidak pernah saya bayangkan bahwa orang yang selama ini saya jajah, adalah satu-satunya orang yang memberikan support yang luar biasa kepada saya di masa terberat dalam hidup saya. SUBHANALLAH.
Mungkin kalau pada saat itu saya bercerita kepada orang lain, saya sudah tak berbentuk manusia lagi sekarang (hiiiii.... ngeri yah).
Alhamdulillah, betapa saya harus sangat-sangat bersyukur memiliki saudara kandung seperti kakak saya ini. Saya menyesal telah memperlakukan kakak saya sangat-sangat buruk di masa lalu. Padahal di tengah situasi buruk yang saya alami, kakak saya menjadi orang pertama yang mengangkat saya kembali ke peradaban.
Meski kini saya memiliki sahabat-sahabat yang real, saya yakin bahwa sahabat terbaik adalah orang yang paling mengesalkan, menyebalkan dan menyayangi saya sepenuh hati dan jiwa raga serta rohani dan jasmani. Kakak saya :)
No comments:
Post a Comment