"Keep real, be honest, to your self"
Saya lahir dari keluarga sederhana. Lingkungan saya sederhana. Semua yang saya miliki juga sederhana. Sesuai dengan kepribadian saya yang sederhana.
Tiba-tiba Allah merubah kesederhanaan itu. Harusnya saya tidak ikut berubah. Entah kenapa, saya bandel. Saya lupa untuk sederhana. Malah saya tidak mau sederhana lagi. Saya mau ini. Saya mau itu. Saya harus punya ini. Saya harus punya itu. Saya harus begini. Saya harus begitu. Saya bermimpi ini. Saya bermimpi itu. Ribet deh saya. Banyak mau. Waktu berputar terasa sangat cepat dan saya berlangkah terlalu semangat. Ibarat mobil, saya melaju dengan kecepatan tinggi. Saya mengabaikan rambu-rambu yang ada. Saya mengacuhkan lampu lalu lintas. Padahal waktu itu, saya lihat lampu kuning. Pertanda sebentar lagi saya harus berhenti. Tapi saya tidak perduli. Saya terus berlari. Lari. Dan lari.
Hingga akhirnya Allah menyalakan lampu merah. Saya terpaksa berhenti ditengah kecepatan tinggi. Akibatnya saya menabrak. Semuanya ditabrak. Saya pun hancur. Belum berkeping-keping, sih. Tetapi tetap saja, sakit.
Dalam kesakitan, saya sadar. Belum waktunya saya berada dalam kecepatan itu. Belum saatnya saya tiba di tempat yang saya inginkan. Belum saatnya saya ribet dan banyak mau. Saya masih harus sederhana. Harus selalu sederhana. Tidak melaju cepat. Tidak melangkah terlalu semangat.
Sederhana. Ya. Sederhana saja. Karena saya memang sederhana :)
No comments:
Post a Comment