Apakah kamu memiliki indera ke-6? ke-7? ke-8? ke-100? Wah banyak banget yah.. koleksi yah ehehehe :p
Kalo saya sih tidak punya. (menurut saya). Tepatnya, tidak ingin punya. Namun terpaksa punya. Loh? Kok terpaksa??? Saya juga gak ngerti yah.. ehehehe yang saya tau, saya memang memiliki garis keturunan dari Papa saya untuk menerima anugerah Allah SWT tersebut. Tapi saya anaknya penakut banget, jadi mati-matian saya menolak yang begitu-begituan. Buat saya itu semua aneh, dan saya takut menjadi aneh sehingga akhirnya saya gak punya teman. Maksudnya, tambah aneh dan tambah gak punya teman. Hehehe.
Tapi tak bisa dipungkiri, saya sudah aneh dari kecil dan banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi pada diri saya sejak kecil. Waktu saya demam tinggi, Mama saya bilang ada nenek-nenek yang nemenin saya saat tidur. Sejak kecil, saya sering melihat anggota keluarga lain di rumah saya yang akhirnya saya panggil "kembaran kakak saya". Saya sering melihat dia duduk di kursi piano, duduk di atas tempat tidur saya, turun dari tangga. Loh terus kenapa saya panggil kembaran kakak saya? Ya soalnya waktu itu ketika saya sedang sendirian di rumah, saya mendengar suara batuk kakak saya yang masih berada di kantor. Saya juga melihat kembarannya itu memiliki rambut yang sama seperti kakak saya, hitam, lurus dan panjang. Hayolooohh... hehehehe kakak saya itu 100000x lebih penakut daripada saya.
Menakutkan yah rumah saya? memang iya, waktu itu teman saya yang sedang menginap, pagi-pagi buta kabur dari rumah saya setelah ia melihat anak kecil lari keluar dari kamar saya. Padahal di rumah, sayalah anak paling kecil. Teman kakak saya juga pernah datang ke rumah dan disambut oleh perempuan yang mengatakan kalo kakak saya belum pulang. Padahal kami sekeluarga sedang berada di luar kota. Tante saya juga sering melihat kembarang kakak saya itu mondar-mandir di lantai atas rumah saya. Bahkan pembantu kami tidak ada yang mau ditinggal di rumah sendirian, dengan berbagai alasan. Hahahaha.
Tapi saya mau bilang apa? Masa saya kabur dari rumah... sedangkan saya tau di luar rumah itu lebih menakutkan yang begitu-begituannya. Hiiii... ngeriiii...! Tapi anehnya, hanya saya dan Papa saya yang menyadari keberadaannya. Papa saya sih bilang kalau di rumah ini gak ada apa-apa. Ya saya ngerti lah, doi gak mau saya parno yang berlebihan. Hahahaha. Tapi ya sudahlah, toh ini kan rumah saya, jadi dilarang mengganggu ya, Kak!
Tapi entah kenapa, hal-hal menakutkan juga terjadi pada saya ketika saya ngekos. Ternyata saya berbagi kamar dengan penghuni lain yang tak terlihat. Hiiiii... kenapa ya saya? Tapi ya kalo saya pikir-pikir, mereka itu tidak mengganggu saya sih. Lebih tepatnya, saya tidak mengerti arti dari keberadaan mereka di daerah kekuasaan saya. Hehehe.
Papa saya selalu menyarankan saya untuk menerima kenyataan bahwa saya memang aneh, dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Saya terus menolak. Padahal sudah banyak tanda-tandanya, seperti saya kakek leluhur saya yang datang berkunjung setiap saya solat. Mimpi-mimpi yang sering menjadi kenyataan. firasat-firasat dan bayangan suatu kejadian yang akhirnya benar-benar terjadi. Semua itu saya hiraukan dan tidak pernah terpikirkan bahwa itu adalah peringatan dari Allah SWT untuk saya.
Saya baru sadar setelah hal besar menimpa saya. Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari keanehan saya ini dengan harapan saya bisa hidup tenang. Dari belajar-belajar itu, saya sekarang bisa tenang melihat kehidupan orang-orang tanpa permisi, bisa memilih untuk menutupi pikiran saya dari perilaku over-protective papa saya (hehehehe) dan saya juga bisa mendengar bisikan pikiran orang lain. Untuk yang terakhir, bahkan saya baru menyadarinya hari ini setelah sahabat saya bilang "Setau gw , lo gak bisa baca pikiran orang deh."
Wah! saya mengalami kemajuan pesat.... horeeeeee. Tapi kenapa hidup saya makin gak tenang yah? Saya sedih banget mengetahui ternyata di dunia ini saya belum menemukan ketulusan dari orang lain selain orang tua dan kakak saya. Tapi alhamdullillah, saya jadi makin sayang kepada Papa, Mama dan Teteh. Saya juga mengerti bahwa satu-satunya kebaikan yang Haqiqi adalah dari Allah SWT. Yah.. yaudahlahya..
Dan saya pun mengerti kenapa Papa saya tidak memiliki teman. Ya, dulu saya sering mengejek Papa yang terkesan anti-sosial itu, hihihihi. Teman-temannya adalah saudara kandungnya sendiri ditambah guru spiritualnya. Dulu saya juga marah dan menganggap Papa sok tau akan kehidupan saya. Papa juga sering mengingatkan untuk tidak terlalu dekat dengan beberapa orang, tidak melakukan ini dan itu, tidak bicara ini dan itu, dan semuanya tidak saya dengarkan. Akibatnya, saya harus menahan tangis ketika apa yang Papa bilang benar-benar terjadi.
Saya baru sadar, betapa sedihnya jadi Papa kala itu. Upaya untuk melindungi malah ditolak mentah-mentah bahkan dibantah oleh puteri kandungnya sendiri. Papa juga sering di cap "dukun" dan label-label negatif dari orang lain yang mengetahui kemampuannya itu. Papa juga sering mendapat penolakan-penolakan dari orang lain, dan dianggap aneh, bahkan gila. Kalo sudah begitu, Papa selalu mengeluarkan senjata andalannya, "Yaudah, yang penting saya sudah ingatkan ya..". Mungkin Papa juga tersiksa, terlebih ketika mengetahui Ibu kandungnya akan segera menghadap Allah SWT. Kasihan Papa... ah.. tapi Papa happy-happy aja tuh. Dia malah senang banget bisa membantu orang lain. Papa selalu bilang bahwa lebih banyak manfaatnya dan membantu orang lain itu memiliki kebahagiaan tersendiri.
Dan ternyata memang benar. Saya benar. Bahwa orang-orang seperti Papa sulit mendapatkan teman. Saya pun sedang mengalaminya. Huhuhuhu. Sedihnya. Tapi apapun yang terjadi, saya harus bersyukur dan berusaha agar keanehan saya ini memberikan manfaat bagi orang-orang di sekeliling saya, terutama untuk saya dan keluarga saya. Aminn...
Loh kok lampunya mati sendiri??????????? tidaaaaaakkkkkkkkkkk!!!
Tapi entah kenapa, hal-hal menakutkan juga terjadi pada saya ketika saya ngekos. Ternyata saya berbagi kamar dengan penghuni lain yang tak terlihat. Hiiiii... kenapa ya saya? Tapi ya kalo saya pikir-pikir, mereka itu tidak mengganggu saya sih. Lebih tepatnya, saya tidak mengerti arti dari keberadaan mereka di daerah kekuasaan saya. Hehehe.
Papa saya selalu menyarankan saya untuk menerima kenyataan bahwa saya memang aneh, dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Saya terus menolak. Padahal sudah banyak tanda-tandanya, seperti saya kakek leluhur saya yang datang berkunjung setiap saya solat. Mimpi-mimpi yang sering menjadi kenyataan. firasat-firasat dan bayangan suatu kejadian yang akhirnya benar-benar terjadi. Semua itu saya hiraukan dan tidak pernah terpikirkan bahwa itu adalah peringatan dari Allah SWT untuk saya.
Saya baru sadar setelah hal besar menimpa saya. Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari keanehan saya ini dengan harapan saya bisa hidup tenang. Dari belajar-belajar itu, saya sekarang bisa tenang melihat kehidupan orang-orang tanpa permisi, bisa memilih untuk menutupi pikiran saya dari perilaku over-protective papa saya (hehehehe) dan saya juga bisa mendengar bisikan pikiran orang lain. Untuk yang terakhir, bahkan saya baru menyadarinya hari ini setelah sahabat saya bilang "Setau gw , lo gak bisa baca pikiran orang deh."
Wah! saya mengalami kemajuan pesat.... horeeeeee. Tapi kenapa hidup saya makin gak tenang yah? Saya sedih banget mengetahui ternyata di dunia ini saya belum menemukan ketulusan dari orang lain selain orang tua dan kakak saya. Tapi alhamdullillah, saya jadi makin sayang kepada Papa, Mama dan Teteh. Saya juga mengerti bahwa satu-satunya kebaikan yang Haqiqi adalah dari Allah SWT. Yah.. yaudahlahya..
Dan saya pun mengerti kenapa Papa saya tidak memiliki teman. Ya, dulu saya sering mengejek Papa yang terkesan anti-sosial itu, hihihihi. Teman-temannya adalah saudara kandungnya sendiri ditambah guru spiritualnya. Dulu saya juga marah dan menganggap Papa sok tau akan kehidupan saya. Papa juga sering mengingatkan untuk tidak terlalu dekat dengan beberapa orang, tidak melakukan ini dan itu, tidak bicara ini dan itu, dan semuanya tidak saya dengarkan. Akibatnya, saya harus menahan tangis ketika apa yang Papa bilang benar-benar terjadi.
Saya baru sadar, betapa sedihnya jadi Papa kala itu. Upaya untuk melindungi malah ditolak mentah-mentah bahkan dibantah oleh puteri kandungnya sendiri. Papa juga sering di cap "dukun" dan label-label negatif dari orang lain yang mengetahui kemampuannya itu. Papa juga sering mendapat penolakan-penolakan dari orang lain, dan dianggap aneh, bahkan gila. Kalo sudah begitu, Papa selalu mengeluarkan senjata andalannya, "Yaudah, yang penting saya sudah ingatkan ya..". Mungkin Papa juga tersiksa, terlebih ketika mengetahui Ibu kandungnya akan segera menghadap Allah SWT. Kasihan Papa... ah.. tapi Papa happy-happy aja tuh. Dia malah senang banget bisa membantu orang lain. Papa selalu bilang bahwa lebih banyak manfaatnya dan membantu orang lain itu memiliki kebahagiaan tersendiri.
Dan ternyata memang benar. Saya benar. Bahwa orang-orang seperti Papa sulit mendapatkan teman. Saya pun sedang mengalaminya. Huhuhuhu. Sedihnya. Tapi apapun yang terjadi, saya harus bersyukur dan berusaha agar keanehan saya ini memberikan manfaat bagi orang-orang di sekeliling saya, terutama untuk saya dan keluarga saya. Aminn...
Loh kok lampunya mati sendiri??????????? tidaaaaaakkkkkkkkkkk!!!
No comments:
Post a Comment