Tuesday, July 31, 2012

Menuju Hidup Baru :)

Pastinya pemirsa berpikir saya mau melangsungkan sesuatu nan sakral ya? Hahaha.. ciee saya... uhuk-uhuk :p

Sayangnya, belum. Huaaaaa miris. Hehehe. Yang saya maksud adalah kehidupan baru yang merupakan perwujudan dari sebuah cita-cita gadis sederhana yang kurus dan berambut ikal, yakni saya. Ahhh lebay banget penjelasannya. Hehehe. Jadi ceritanya itu saya sedang mempersiapkan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kesiapan moril serta materiil yang amat sangat lebay. Hihihi. Singkatnya, saya mau jalan-jalan! Horeeee...

Saya memang hobi sekali jalan-jalan. Saya sudah sering jalan-jalan juga sih, dari kamar saya jalan ke meja makan, dari kursi tamu jalan ke pagar. Nah, termasuk jalan-jalan kan? Hehehehe. Tapi untuk urusan jalan-jalan yang satu ini, saya sudah mempersiapkannya sejak 1,5 tahun yang lalu (kalo saya gak salah hitung ya, hehe). Tuh kebayang gak betapa spesialnya jalan-jalan kali ini. Suka dan duka pun sudah saya alami dalam persiapan jalan-jalan tersebut. Saya percaya, sebelum melangkahkan kaki di dunia baru, saya memang harus digembleng penguatan mental dulu kan. Saya menyebutnya ujian masuk keriangan dimana bagi mereka yang ingin merasakan keriangan yang luar biasa menyenangkan, harus merasakan dulu kesedihan dan kedukaan. Kalau tidak, gimana bisa tau kalo itu bentuk keriangan atau bukan :p ah saya jadi ngelantur. Hehehe.

Masih ada 1 tes lagi nih, yang saya beri nama ujian akhir kegundahan. Hahaha. Tes tersebut akan berlangsung pada tanggal 6 Agustus 2012 pukul 08.30 di Kedutaan Besar Negara Belanda. UPS! keceplosan. Hehehe. Semoga saya lulus ya. Harus lulus. Insya Allah amin ya Robb...

Doakan saya ya teman-teman :)


Friday, July 27, 2012

Sederhana saja :)

"Keep real, be honest, to your self"
Saya lahir dari keluarga sederhana. Lingkungan saya sederhana. Semua yang saya miliki juga sederhana. Sesuai dengan kepribadian saya yang sederhana.

Tiba-tiba Allah merubah kesederhanaan itu. Harusnya saya tidak ikut berubah. Entah kenapa, saya bandel. Saya lupa untuk sederhana. Malah saya tidak mau sederhana lagi. Saya mau ini. Saya mau itu. Saya harus punya ini. Saya harus punya itu. Saya harus begini. Saya harus begitu. Saya bermimpi ini. Saya bermimpi itu. Ribet deh saya. Banyak mau. Waktu berputar terasa sangat cepat dan saya berlangkah terlalu semangat. Ibarat mobil, saya melaju dengan kecepatan tinggi. Saya mengabaikan rambu-rambu yang ada. Saya mengacuhkan lampu lalu lintas. Padahal waktu itu, saya lihat lampu kuning. Pertanda sebentar lagi saya harus berhenti. Tapi saya tidak perduli. Saya terus berlari. Lari. Dan lari.

Hingga akhirnya Allah menyalakan lampu merah. Saya terpaksa berhenti ditengah kecepatan tinggi. Akibatnya saya menabrak. Semuanya ditabrak. Saya pun hancur. Belum berkeping-keping, sih. Tetapi tetap saja, sakit.

Dalam kesakitan, saya sadar. Belum waktunya saya berada dalam kecepatan itu. Belum saatnya saya tiba di tempat yang saya inginkan. Belum saatnya saya ribet dan banyak mau. Saya masih harus sederhana. Harus selalu sederhana. Tidak melaju cepat. Tidak melangkah terlalu semangat. 

Sederhana. Ya. Sederhana saja. Karena saya memang sederhana :)

Mengejar Scholarship :)

"NGAREP!" merupakan kata pertama yang muncul di otak saya setelah saya mengetik judul tersebut. Betapa tidak, saya merasa kok belagu banget yaa sok ngincer beasiswa. Hahahahaha. 

Entah kenapa, saya begitu bersemangat sekali untuk urusan beasiswa. Saya juga belagu banget, maunya beasiswa di luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, maunya Chevening Scholarship! Hahahahaha. Mantap ya.. makin berasa dong-dong nya deh :p

Apasih Chevening Scholarship itu? (Silahkan mengartikannya sendiri, hehehehe)


Chevening Scholarships are the UK government’s global scholarships programme. Established in 1983, these scholarships support study at UK universities – mostly one-year Masters’ degrees – for students with demonstrable potential to become future leaders, decision-makers and opinion formers. Chevening Scholarships are for talented people who have been identified as potential future leaders across a wide range of fields, including politics, business, the media, civil society, religion, and academia. Chevening Scholarships are currently offered in approximately 110 countries, in most regions of the world. In the current academic year, there are over 700 Chevening scholars at universities across the UK. Chevening Scholarships are mainly funded by the Foreign and Commonwealth Office (FCO), with some contributions from universities and other partners in the UK and overseas, including governmental and private sector bodies.


Tuuhh... keren kaannn!!! Hahaha. 

Sebelumnya saya pernah ditanya oleh teman, "kenapa harus Chevening? Kan susah dapetnya." Yak, memang betul, dilihat dari penjelasan di atas saja sudah terbayang ribuan orang-orang pintar yang berebut beasiswa bergengsi tersebut. Saya juga sadar sih, kapasitas saya sebagai manusia teladan seantero rumah saya (hehehe), yang sepertinya agak-agak muluk yah untuk berharap dapetin beasiswa tersebut. Tapi, saya percaya saya pasti bisa! Cieeeehhhh :p

Keteguhan saya dalam menetapkan hati untuk mengejar Chevening Scholarship hingga ke pelosok dunia didasari oleh keinginan tinggi untuk tinggal di London. Hahahaha. Saya tidak terlahir dari keluarga yang meleluasakan saya untuk hinggap dan menetap di negara lain. Selain kendala biaya, Mama saya juga tidak bisa hidup jauh dari anak-anaknya (alasannya sih begitu). Tapi, darah petualang saya sangat kental menurun dari Papa saya yang juga pernah tinggal seorang diri di negeri antah berantah ketika ia muda. Dan itulah yang menjadi penyemangat serta senjata andalan saya setiap kali mengajukan proposal untuk tinggal di luar negeri, yang berakhir dengan penolakan mentah dari orang tua saya. Hehehe.

Lalu kenapa London?
Dari dulu saya ngefans banget sama Prince William. Hahaha. Saya juga seneng banget sama hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan. Saya juga suka sama bahasa Inggris (tapi kenapa saya gak bisa-bisa yah). Terakhir, karena London ada di Inggris! Hahahaha. Sebenarnya saya tidak tau yah kenapa saya suka banget sama London. Sama seperti ketika saya ditanya alasan saya menyukai pacar saya, ya suka aja. Saya percaya, ketika saya tidak bisa mendeskripsikan suatu perasaan, berarti saya benar-benar sungguh-sungguh terhadap perasaan saya itu. Ceileehh jadi curcol :p

Saya sadar, London merupakan salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Tapi it worth to live! Hahaha. Jika mengandalkan kemampuan finansial saya, ya mungkin saya cuma bisa bertahan sebulan dengan terngesot-ngesot di sana. Hahahaha. Saya juga pernah melamar pekerjaan melalui internet di sebuah hotel di London. Ehhh.. sepertinya belum jodoh. Nahh semoga yah saya jodoh nih dengan beasiswa Chevening ini. AMIN YA ROBBAL ALAMIN. 

Terus saya mau ambil kuliah apa dan dimana?
Setelah saya menelisik universitas-universitas apa saja yang ikut serta dalam program keren ini dan jurusan apa saya yang terdapat di dalamnya, saya dengan bangga memutuskan untuk melanjutkan master degree saya di Westminster University dengan jurusan Communication MA. Kenapa? Karena Westminster University terletak di London. Saya juga sudah mengantongi gelar S.Ikom alias Sarjana Komunikasi dari STIKOM The London School of Public Relations Jakarta (tuhhh dulu saya sekolahnya juga di London! hihihi). Nah, itulah pertimbangan-pertimbangan sederhana saya. Hehehe.

Masih banyak yang harus saya lakukan dalam perjuangan saya ini, terutama memperbaiki bahasa inggris saya yang kacau balau. Bayangkan sodara-sodara, syarat untuk lulus beasiswa ini adalah skor IELTS nya harus 7.0! Mantappppp.....! Nah berapakah skor saya sekarang? Jawabannya 5 bulan lagi yah.. hahahaha.

Doakan saya ya pemirsa di seluruh antero jagat raya dan semestaa.. semoga niat saya ini berakhir baik. Semoga saya tidak putus semangat. Dan semoga saya bisa segera menghirup oksigen di LONDON, kota impian dan kehidupan saya. Aminnnnn ya robbal alamin.. :)

kebanyang ga sih saya lagi nunggu bus.. hahaha

Tuesday, July 24, 2012

Orang Aneh

Apakah kamu memiliki indera ke-6? ke-7? ke-8? ke-100? Wah banyak banget yah.. koleksi yah ehehehe :p

Kalo saya sih tidak punya. (menurut saya). Tepatnya, tidak ingin punya. Namun terpaksa punya. Loh? Kok terpaksa??? Saya juga gak ngerti yah.. ehehehe yang saya tau, saya memang memiliki garis keturunan dari Papa saya untuk menerima anugerah Allah SWT tersebut. Tapi saya anaknya penakut banget, jadi mati-matian saya menolak yang begitu-begituan. Buat saya itu semua aneh, dan saya takut menjadi aneh sehingga akhirnya saya gak punya teman. Maksudnya, tambah aneh dan tambah gak punya teman. Hehehe.

Tapi tak bisa dipungkiri, saya sudah aneh dari kecil dan banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi pada diri saya sejak kecil. Waktu saya demam tinggi, Mama saya bilang ada nenek-nenek yang nemenin saya saat tidur. Sejak kecil, saya sering melihat anggota keluarga lain di rumah saya yang akhirnya saya panggil "kembaran kakak saya". Saya sering melihat dia duduk di kursi piano, duduk di atas tempat tidur saya, turun dari tangga. Loh terus kenapa saya panggil kembaran kakak saya? Ya soalnya waktu itu ketika saya sedang sendirian di rumah, saya mendengar suara batuk kakak saya yang masih berada di kantor. Saya juga melihat kembarannya itu memiliki rambut yang sama seperti kakak saya, hitam, lurus dan panjang. Hayolooohh... hehehehe kakak saya itu 100000x lebih penakut daripada saya. 

Menakutkan yah rumah saya? memang iya, waktu itu teman saya yang sedang menginap, pagi-pagi buta kabur dari rumah saya setelah ia melihat anak kecil lari keluar dari kamar saya. Padahal di rumah, sayalah anak paling kecil. Teman kakak saya juga pernah datang ke rumah dan disambut oleh perempuan yang mengatakan kalo kakak saya belum pulang. Padahal kami sekeluarga sedang berada di luar kota. Tante saya juga sering melihat kembarang kakak saya itu mondar-mandir di lantai atas rumah saya. Bahkan pembantu kami tidak ada yang mau ditinggal di rumah sendirian, dengan berbagai alasan. Hahahaha.

Tapi saya mau bilang apa? Masa saya kabur dari rumah... sedangkan saya tau di luar rumah itu lebih menakutkan yang begitu-begituannya. Hiiii... ngeriiii...! Tapi anehnya, hanya saya dan Papa saya yang menyadari keberadaannya. Papa saya sih bilang kalau di rumah ini gak ada apa-apa. Ya saya ngerti lah, doi gak mau saya parno yang berlebihan. Hahahaha. Tapi ya sudahlah, toh ini kan rumah saya, jadi dilarang mengganggu ya, Kak!

Tapi entah kenapa, hal-hal menakutkan juga terjadi pada saya ketika saya ngekos. Ternyata saya berbagi kamar dengan penghuni lain yang tak terlihat. Hiiiii... kenapa ya saya? Tapi ya kalo saya pikir-pikir, mereka itu tidak mengganggu saya sih. Lebih tepatnya, saya tidak mengerti arti dari keberadaan mereka di daerah kekuasaan saya. Hehehe.

Papa saya selalu menyarankan saya untuk menerima kenyataan bahwa saya memang aneh, dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Saya terus menolak. Padahal sudah banyak tanda-tandanya, seperti saya kakek leluhur saya yang datang berkunjung setiap saya solat. Mimpi-mimpi yang sering menjadi kenyataan. firasat-firasat dan bayangan suatu kejadian yang akhirnya benar-benar terjadi. Semua itu saya hiraukan dan tidak pernah terpikirkan bahwa itu adalah peringatan dari Allah SWT untuk saya.

Saya baru sadar setelah hal besar menimpa saya. Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari keanehan saya ini dengan harapan saya bisa hidup tenang. Dari belajar-belajar itu, saya sekarang bisa tenang melihat kehidupan orang-orang tanpa permisi, bisa memilih untuk menutupi pikiran saya dari perilaku over-protective papa saya (hehehehe) dan saya juga bisa mendengar bisikan pikiran orang lain. Untuk yang terakhir, bahkan saya baru menyadarinya hari ini setelah sahabat saya bilang "Setau gw , lo gak bisa baca pikiran orang deh."

Wah! saya mengalami kemajuan pesat.... horeeeeee. Tapi kenapa hidup saya makin gak tenang yah? Saya sedih banget mengetahui ternyata di dunia ini saya belum menemukan ketulusan dari orang lain selain orang tua dan kakak saya. Tapi alhamdullillah, saya jadi makin sayang kepada Papa, Mama dan Teteh. Saya juga mengerti bahwa satu-satunya kebaikan yang Haqiqi adalah dari Allah SWT. Yah.. yaudahlahya..

Dan saya pun mengerti kenapa Papa saya tidak memiliki teman. Ya, dulu saya sering mengejek Papa yang terkesan anti-sosial itu, hihihihi. Teman-temannya adalah saudara kandungnya sendiri ditambah guru spiritualnya. Dulu saya juga marah dan menganggap Papa sok tau akan kehidupan saya. Papa juga sering mengingatkan untuk tidak terlalu dekat dengan beberapa orang, tidak melakukan ini dan itu, tidak bicara ini dan itu, dan semuanya tidak saya dengarkan. Akibatnya, saya harus menahan tangis ketika apa yang Papa bilang benar-benar terjadi.

Saya baru sadar, betapa sedihnya jadi Papa kala itu. Upaya untuk melindungi malah ditolak mentah-mentah bahkan dibantah oleh puteri kandungnya sendiri. Papa juga sering di cap "dukun" dan label-label negatif dari orang lain yang mengetahui kemampuannya itu. Papa juga sering mendapat penolakan-penolakan dari orang lain, dan dianggap aneh, bahkan gila. Kalo sudah begitu, Papa selalu mengeluarkan senjata andalannya, "Yaudah, yang penting saya sudah ingatkan ya..". Mungkin Papa juga tersiksa, terlebih ketika mengetahui Ibu kandungnya akan segera menghadap Allah SWT. Kasihan Papa... ah.. tapi Papa happy-happy aja tuh. Dia malah senang banget bisa membantu orang lain. Papa selalu bilang bahwa lebih banyak manfaatnya dan membantu orang lain itu memiliki kebahagiaan tersendiri.

Dan ternyata memang benar. Saya benar. Bahwa orang-orang seperti Papa sulit mendapatkan teman. Saya pun sedang mengalaminya. Huhuhuhu. Sedihnya. Tapi apapun yang terjadi, saya harus bersyukur dan berusaha agar keanehan saya ini memberikan manfaat bagi orang-orang di sekeliling saya, terutama untuk saya dan keluarga saya. Aminn...

Loh kok lampunya mati sendiri??????????? tidaaaaaakkkkkkkkkkk!!!

(very) Long Distance Relationship :)

"Gw suka sama lo, mau pacaran sama gw gak?"

"Mau.. tapi lo jauh....."


Sering sekali saya ditanya mengenai hubungan penuh kesabaran ini. Long Distance Relationship yang disingkat LDR, adalah hubungan istimewa berlandaskan kekuatan iman dan ketakwaan serta kepercayaan akan keajaiban untuk bersatu selama-lamanya di atas nama cinta dan kebahagiaan. Hahaha keren ga tuh kelebayan saya :p


Tuh, baru mendefinisikan saja saya sudah merinding. Tidak pernah terbayangkan oleh saya suatu hubungan nyata yang terbangun pada komunikasi lewat dunia maya tersebut. Mungkin itulah yang membuat saya gagal dalam membina tali kasih dengan lawan jenis yang berada ribual mill di belahan dunia sana.



Saya pernah mencoba pendekatan jarak jauh selama 9 bulan dengan teman yang sebenarnya sudah lama saya kenal selagi ia masih berada di Indonesia. Dia merupakan pria idaman saya. Selama 9 bulan itu, dia meyakinkan saya bahwa dia tidak seperti apa yang saya pikirkan tentang pria-pria yang hidup di negara barat. Dan memang benar, selama itu dia tidak menunjukkan perilaku-perilaku yang membuat saya ingin mengirim bom atom ke rumahnya. Ehehehe.



Namun ternyata, semua itu belum cukup menguatkan saya untuk setuju menjalani hubungan serius berbeda benua. Dan setelah saya telaah, permasalahan sesungguhnya memang terletak pada diri saya. Ketakutan-ketakutan yang bergemuruh di kepala saya akhirnya membuat saya kehilangan pria idaman saya tersebut.



Sebenarnya, kenapa ya saya tidak bisa LDR? Berikut alasan-alasan konyol tapi sungguhan yang saya rangkai dari memori-memori masa lalu (cieeehh...)


  1. Saya tidak romantis, namun sangat kritis. Yaa.. Bahasa inggrisnya itu curigation. Hehehe. Bayangkan jika saya hidup dalam LDR, mungkin saya sudah botak karena otak saya mendidih akibat kecurigaan yang berlebihan terhadap pasangan saya. Hahaha.
  2. Saya menyukai kontak fisik. (Eits, jangan bepikir macam-macam dulu, ehehehe) Saya senang memegang rambut pasangan saya, bergandengan tangan, memeluk, mencubit dan menuangkan segala kejailan saya. Ehehehe. Nah kalo saya LDR, ga mungkin kan saya cubit2 monitor laptop??
  3. Saya percaya bahwa cinta butuh pengorbanan. Tapi kalo harus begadang demi ngobrol bersama sang kekasih setiap hari? Kesehatan saya pun terbengkalai. Saya juga hrs siap-siap mendengarkan nyanyian surgawi mama saya akibat tagihan internet yang membludak akibat kisah cinta saya.
  4. Saya tidak cukup kaya untuk menelepon pacar saya yang berada di ujung dunia sana, kapanpun dan dimanapun saya mau. Saya juga tidak mau menjadi benalu yang mengandalkan pacar untuk menelepon saya.
  5. Alasan terakhir ini bisa jadi merupakan senjata mutakhir, yakni TAKUT. Saya takut kalau setelah saya mati-matian mempertahankan LDR ini, ternyata saya dikhianati. Pasti sakitnya ribuan kali lipat. Saya takut kalau saya menjadi sangat ingin mengunjungi atau bahkan tinggal dekat dengan pacar saya di negara antah berantah itu. Huhuhuhu saya kan ga punya uang banyak. Saya juga takut dengan godaan-godaan yang menjadi-jadi dari lingkungan sekitar saya. Dan terakhir, saya takut menjadi korban perjodohan orang tua. Hal ini mungkin saja terjadi, di saat orang tua saya sangat prihatin melihat saya yang berpacaran dengan laptop. Ehehehehe.

Masuk akal kan alasan-alasan saya? Ehehehehe..


Meski saya memilih untuk tidak menikmati LDR, saya sangat salut dan mendukung pejuang-pejuang cinta yang bisa bertahan bertahun-tahun hidup dalam hubungan jarak jauh tersebut.



Coba itu laptopnya di cium dulu.. Hihihihihi :p

Monday, July 23, 2012

Happiness :D

Akhir-akhir ini saya memperhatikan foto ввм salah satu teman saya. Sepertinya dia sedang hobi meng-edit foto, namun sayang bukan selera saya sih editannya. Maaf bicara, alay gitu deh. Hehehehe.


Awalnya esmoseh juga sih, secara dia ganti-ganti foto terus kan ya.. dengan editan2 yg ga banget itu kan ya.. ckckck. Dan ternyata, hobinya itu merambah ke media sosial lainnya! Twitter juga menjadi korban ke-tidak-oke-an foto editannya! Ahh sabar ya Twitty.. kamu tidak sendirian kok *pelukin timeline*


Saya sampai capek loh, mengelus dada setiap lihat foto-fotonya. Ya.. Sebenernya salah saya juga, ngapain dilihat, toh dia juga ga maksa. Hehehee memang hobi kepo saya ini awal dari semuanya :p harap maklum sodara-sodara.


Tp saya merasa kekepoan saya pada foto profil twitter teman saya ini, merupakan jalan dari Allah SWT untuk menyadarkan saya akan suatu hal yang sering terlupakan, yaitu inti dari kebahagiaan. *wedeeew berat yah*


Foto profilnya bersama sang suami, sungguh menampar batin saya. Betapa tidak, dia menggabungkan 4 foto bersama suami dan memberi label "best memories". Untuk editan sih, yah masih setipe lah ya... Tapi bukan itu yang membuat gempar jiwa raga saya pagi-pagi..


melainkan, saya tersadar betapa dia bahagia bersama suaminya dan betapa dia bahagia meng-edit foto-fotonya. Apapun yang orang lain katakan, dia tetap bahagia dengan semua itu. Kalau sudah begitu, who are you to judge her? *jegggggerrrrr*


Inti dari hidup itu kan untuk berbahagia kan ya, (menurut saya sih :p ) ketika kita berbahagia dgn hidup kita, any external distractions could never ever bring us down! Iya dong, wong kita udh happy, sebodo teuing deh orang mau bilang apa..



Nah, saya jadi tersadar, betapa dodolnya saya mengomentari hobi baru temen saya itu. Malah saya salut, dia bisa terlihat seneng banget dengan melakukan hal simple seperti itu (meski tetap bukan selera saya sih, hehehee), disaat banyak orang diluar sana yang mati-matian mengejar kebahagiaan. Kita kan gak akan pernah tau detail kehidupan seseorang. Jadi ada baiknya jika kita tidak mengkomentari perbuatan seseorang, meski terlihat sangat simple or sangat tidak banget, bisa jadi hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi orang tersebut. We never know :)


Ehmm tapi boleh ga ya, edit fotonya yang agak sedikit modern? Ehehehehehehe :p

Saturday, July 21, 2012

Marhaban ya Ramadhan!


Tak terasa sudah bulan Ramadhan lagi... Alhamdulillah.. Subhanallah.. Terima kasih ya Allah..

Saya sudah sangat menantikan bulan Ramadhan ini, ya iyalah saya kan anaknya religius banget gitu loh! hahahaha :p

Kenapa? Karena datangnya bulan Ramadhan itu pertanda bahwa bulan Syawal akan segera tiba, alias LEBARAN cyiinn! Lalu?? Lebaran itu kan identik dengan....... apa hayoo..... yak! benar sekali sodara-sodara, Tunjangan Hari Raya!!! Horeeeeeeee....! Syubidubidu papap.....! Lalalalalalalala...! Senangnya hati ini.... dalam hitungan hari saya akan dapet THR dari kantorr..! *joget-joget ditengah hujan*

Eh, sebentar...... APA? KANTOR???

SAYA KAN PENGANGGURAN! HUAAAAAA......

Hancur hancur hatiku... Hancur hancur lebur... *kali ini jogetnya ditengah hujan badai* *Duaarrrrrr*

Yaudalayah, inilah risiko yang harus saya terima, anak gadis yang jagoan banget memutuskan keluar dari kantor pada detik-detik menjelang puasa! huhuhu

Baiklah lupakan masalah THR, toh rejeki ga akan kemana, rejeki kan Allah yang atur, rejeki itu kan....... insya Allah amin... (mencoba menguatkan diri dan keimanan serta ketakwaan.. halaahh) Lagian juga, baru hari pertama puasa cyiinnnnnnn...

Oya, bagaimana dengan kabar puasa pertama saya?

Alhamdulillah, dari mulai sahur hingga berbuka puasa, saya tidak mengalami kendala yang berarti. Yaiyalah, hari ini saya merasakan puasa hanya 6 Jam saja. Hal ini dikarenakan oleh naluri ke-beruangan kutub saya memuncah setelah sahur pagi tadi. Jadilah saya bangun jam 12 siang. Hahahaha. Yang dramatis religius adalah saya dibangunkan oleh suara adzan Dzuhur! Parampaamm.. keren ga tuh *pasang sunglasses* (fakta: rumah saya sangat sangat dekat dengan Musholla, jadi bagaimana menurut anda? hahaha)

Setelah itu saya pergi menemani kekasih hati melihat-lihat calon rumah(nya) hihihihi. Itupun alhamdulillah saya tidak begitu merasakan beratnya puasa, meski saya harus menempuh perjalanan panjang ditengah kemacetan ibukota, berjalan mengelilingi pusat perbelanjaan sambil cuci mata. Untungnya dompet saya tidak ikut tercuci hari ini. Hahahahahaha.

Dan akhirnya, berhasil lah saya bertahan hidup sampai adzan Magrib berkumandang! Alhamdulillah... Horee horeee..! Buka puasa dengan yang manis dan si manis (kata pacar saya, hihihi ge-er ah). Setelah kenyang menyantap hidangan buka puasa buatan Papa Mama saya, solat Magrib, saya pun bergegas menuju Musholla untuk solat Tarawih. Malam ini merupakan kali kedua saya solat Tarawih di bulan nan suci ini. Alhamdulillah.. saya memang sudah bertekad bulat sebulat bakso bulat untuk meningkatkan kerajinan beribadah. *tsaaahh gaya banget*

Entah mengapa, Imam solat Tarawih malam ini sangat-sangat mengerti yah niat mulia saya ini. Sepanjang ritual solat, bacaannya semuanya puanjaaaangggg kali lebarrrrrrrrrr kali tinggiiiiiiiiiiii alias luamaaaaaaaa buangggeetttttt! Saya salut sekali, bisa-bisanya si Imam menghafal surat-surat panjang itu dan melafalkan dengan sangat baik! W-O-W! Saya jadi curiga, khusyuk gak ya solat saya tadi? hahaha. Insya Allah.

Kesimpulannya, ibadah pertama di bulan suci ini berlangsung dengan baik. Bagaimana hari-hari selanjutnya? kyaaaaaaa saya jadi deg-deg-an!

Thursday, July 19, 2012

Different Flower from The Same Garden



Having a sister is like having a best friend you can't get rid of. You know whatever you do, they'll still be there. ~Amy Li







Saya bukan tipikal adik yang unyu, apalagi pacar yang unyu dan romatis (eh curcol cyinn...) haha. Mungkin itu ya yang membuat hubungan persaudaraan saya dengan kakak saya tidak seperti teman-teman saya yang sangat akrab, dekat bahkan romantis sekali dengan saudara kandungnya.

Saya pun tidak ingat masa kecil saya. I wonder how can I easily loss my memory, yah. Yang saya ingat hubungan saya dan kakak saya itu sangat buruk. Kata orang, saya galak banget! (ah pasti mereka lebay dan sotoy... hihihihi) Dan kakak saya merupakan salah satu dari sekian banyak korban keganasan saya di masa kecil.. (masih katanya, tp kok makin parah ya? haduhh)

Oleh karena hubungan yang tidak begitu baik, saya cenderung mencari sosok kakak di luar sana. Sok asik banget saya menganggap orang lain mau jadi kakak-kakak-an saya. Hihihi. Tapi banyak juga loh yang mau, apa mungkin mereka khilaf dan galau tingkat akut yah. Hahaha.

Tapi lama kelamaan, mereka pun pergi entah kemana. Mungkin juga saya yang pergi dari mereka karena menyadari kehampaan dari hubungan kakak-kakak-an itu. Seperti tidak real gitu loh. Yaiyalah namanya juga kakak-kakak-an. What did I expect?

Saya memutuskan untuk memendam kebutuhan biologis (loh?) saya sebagai seorang anak bungsu. Sampai akhirnya saya menemukan the real sisterhood ever!

Saya sedang terlibat masalah yang sangat besar yang melibatkan seluruh jiwa raga jasmani dan rohani serta mental (kira-kira lebaynya seperti ini lah.. hehe). Ketika itu saya merasa dunia menjadi sangat kejam, semua orang menjadi sangat salah dan saya sangat bersalah kepada semua orang. Mati enggan, hidup tak mau. Nahlo gimana tuh..

Tiba-tiba di tengah keputusasaan saya akibat memendam permasalahan sendiri, muncullah ide untuk mencurahkan isi hati saya kepada kakak saya (kali ini kakak sungguhan :p). Saya pasrah atas apa yang akan kakak saya lakukan terhadap saya, karena pada saat itu kakak saya juga menjadi korban atas kesalahan yang telah saya perbuat. Tapi entah ada keajaiban alam dunia keberapa yang hinggap di kepala kakak saya waktu itu (tiba-tiba saya berimajinasi kakak saya berubah menjadi stupa borobudur.. hahahaha)......

......kakak saya tidak marah!!! ALHAMDULILLAH!!! Terima kasih ya Allah. Yang lebih menakjubkan lagi, kakak saya malah mensupport saya untuk menyelesaikan masalah dengan penuh ketenangan. Sungguh tidak pernah saya bayangkan bahwa orang yang selama ini saya jajah, adalah satu-satunya orang yang memberikan support yang luar biasa kepada saya di masa terberat dalam hidup saya. SUBHANALLAH.

Mungkin kalau pada saat itu saya bercerita kepada orang lain, saya sudah tak berbentuk manusia lagi sekarang (hiiiii.... ngeri yah).

Alhamdulillah, betapa saya harus sangat-sangat bersyukur memiliki saudara kandung seperti kakak saya ini. Saya menyesal telah memperlakukan kakak saya sangat-sangat buruk di masa lalu. Padahal di tengah situasi buruk yang saya alami, kakak saya menjadi orang pertama yang mengangkat saya kembali ke peradaban.

Meski kini saya memiliki sahabat-sahabat yang real, saya yakin bahwa sahabat terbaik adalah orang yang paling mengesalkan, menyebalkan dan menyayangi saya sepenuh hati dan jiwa raga serta rohani dan jasmani. Kakak saya :)

First thing in the morning


Dulu, setiap pagi saat bangun tidur, saya berkata kepada Allah, "Harus banget ya aku bangun? please jangan bangunkan aku ya Allah...."

Namun, seiring berjalannya waktu serta pertambahan usia (uhuk.. uhuk..)saya berpikir, betapa dodolnya saya selama ini. Bayangkan, jika saja Allah berbaik hati mengabulkan permintaan saya itu, mungkin saya tidak bisa menulis dan sudah tidur sendirian dikelilingi tanah! Naudzubillahimindzalik... ampuni aku ya Allah.. huhuhu

Maka bersyukurlah :)

Berapa banyak orang-orang yang bersyukur ketika membuka matanya di pagi hari? (mudah-mudahan saya salah satunya, aminn) Berapa banyak orang yang bersyukur ketika mengangkat badannya turun dari tempat tidur? Berapa banyak orang yang bersyukur ketika melangkahkan kakinya keluar dari kamar? Berapa banyak orang yang bersyukur bahkan ketika menyadari bahwa ia masih bisa tidur nyenyak diatas kasurnya??

Waahhh saya jadi merinding sendiri... Untuk urusan tidur saja kita sudah memiliki ribuan kewajiban bersyukur. Alhamdulillah..

Tak bisa dipungkiri, kejamnya kehidupan di Ibu Kota ini membuat kita seringkali lupa bersyukur. Banyak orang (mungkin termasuk saya, tapi saya ingin berubah :p) yang merasa apa yang terjadi pada dirinya adalah hasil jerih payahnya sendiri. We deserve what we have! Kita juga dengan bangga dan sombongnya beranggapan bahwa Tuhan harus memberikan kita ini dan itu karena kita sudah melakukan ini dan itu. Bahkan ketika berdoa, kita sering mengatakan "Tuhan kabulkanlah permohonanku, aku sudah menderita, dsb." Loh kok maksa-maksa Tuhan? Lalu kita kesal jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Seringkali kita menyalahkan Tuhan karena Tuhan tidak mengabulkan doa-doa kita.

darisanalah kita mulai melupakan Tuhan...........

Kita lupa bahwa apa yang terjadi pada kita detik ini merupakan anugerah Tuhan. Kita lupa bahwa Tuhan menuntun kita hingga kita bisa mencapai posisi seperti sekarang ini. Tuhan tidak pernah berbohong apalagi ingkar janji. Tuhan selalu mengabulkan doa-doa kita. Tuhan juga berada disetiap langkah kita dan menemani kita belajar....

......untuk menentukan pilihan hidup kita. Tuhan memberikan kita pilihan paket kehidupan, baik dan buruk. Tuhan menguatkan kita untuk menentukannya sendiri. Permasalahannya adalah seringkali kita melihat paket yang buruk sebagai sesuatu yang baik untuk kita, begitupun sebaliknya. Ketika kita sudah menentukan paket mana yang kita pilih, maka Tuhan memberikannya. Seperti contoh, ketika kita memilih untuk menjadi sombong dan angkuh, maka Tuhan memberikan semua paket kesombongan dan keangkuhan, keuntungan serta kerugiannya. Lengkap! Tuh.. betapa baiknya Tuhan kepada kita.. Alhamdulillah..

Saya sering mendengar kalimat, "Becareful of what you wish for..." dan saya setuju. Bear in our mind, Tuhan itu maha baik, sungguh baik, luar biasa baik. Jadi mulai sekarang, kita pun harus menjadi pribadi yang baik (dari dulu kaleeeee harusnya) berbuat dan berbicara baik. Klise yah, tapi saya sudah melihat kebaikan Tuhan yang luar biasa ini. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri (tsaahh) dimana Tuhan memberikan paket kesombongan dan keangkuhan pada seseorang. Hiii... saya ngeri sekali melihat episode kerugiannya. Naudzubillahimindzalik.

Oleh karena itu saya bertekad bulat (widiiihhh...) untuk berada dijalan kebaikan menurut Tuhan. Sebagai manusia biasa yang seringkali labil dan galau, saya tidak tahu mana yang sesungguhnya baik dan mana yang terlihat baik. Saya meletakkan semua kehidupan saya kepada Allah SWT dan percaya bahwa satu tarikan nafas yang saya buat setiap detiknya, merupakan petunjuk dari Allah SWT.

Gak akan lagi deh saya berdoa yang buruk-buruk ketika bangun tidur.. hihihihi :p


Wednesday, July 18, 2012

I'm back, people! ;)


Voala... been a looong time since my last posting. Now, I'm back!!! *tsaahhh.. berasa selebritas hihihi

Inspirasi untuk kembali menulis ini saya dapatkan dari pekerjaan saya saat ini yakni PENGANGGURAN ;p Hasrat untuk tetap eksis diperadaban sangat tinggi (ceilee) dan sepertinya memang saya bukan speasialis nganggur yah.. belum seminggu aja undah frustasi. hahahaha.

Sebelum memutuskan untuk menghiasi blog ini dengan tulisan, saya sempat membaca blog seorang dokter yang ternyata istri dari dokter yang saya kagumi. HANYA KAGUM LOH. hahaha. Entah mengapa membaca blog dokter tersebut menggugah naluri menulis saya. Tapi saya bingung juga, mau nulis apa dan dimana?? *dweeeeng*

Selain itu, saya juga merasa akhir-akhir ini semakin sulit menemukan orang yang bersedia mendengarkan ocehan saya (yang tidak begitu penting) secara tulus ikhlas lahir dan batin. Huff.

Kesepian mendera, duka lara serta nestapa, dan akhirnya.... TLING!!! saya ingat blog ini! HAHA *pakai kacamata dan melambai-lambaikan tangan bak puteri raja*

Tapi ternyata.... alamak! Saya shock berat melihat blog saya sendiri. Betapa tidak, blog yang dibuat dengan tujuan nilai akademik ini sungguh tidak layak tayang. Dengan malu saya nyatakan blog ini "ALAY". Ya Allah.. ampuni saya..

Entah apa yang merasuki diri saya sewaktu memberi nama blog ini. "INI BLOG NYA DEBBY". Yaiyalah ini blog saya, then WHAT? Haduhh

Untuk isi tulisannya, ya lumayan deh karena memang pembuatan blog ini didasari dengan keinginan untuk mencapai nilai sempurna semasa kuliah alias tugas kampus. Tapi yang tak termaafkan adalah, cara penulisan saya yang... ampunnnn Allah... kok bisa-bisanya saya seperti itu? huhuhu

Foto saya juga sangat mengganggu. Saya lupa, apakah pada masa itu sedang tren berpose memelet-melet dan menyipitkan mata. Tapi yang jelas, di masa kini, foto seperti itu sudah harus dimuseumkan. Ahhhh.... yasudahlah.. saya yakin saya tidak sendirian.. hihihihi

Belum apa-apa saya sudah menemukan manfaat menulis di blog. Saya bisa merekam kehidupan sehari-hari dan belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di masa depan. Wahh.. sungguh hebat yah (agak lebay sedikit lah.. hihihi)

Past is past, let's create a wonderful future! Saya jadi semakin bersemangat! Bismillah :)